Fraser Terinspirasi Reggae dan Bolt

Beijing - Jamaika telah menciptakan laki-laki dan perempuan tercepat di dunia. Sprinter putri peraih medali emas nomor 100 meter, Shelly-Ann Fraser, menyebut reggae dan Usain Bolt sebagai inspirasi.

Fraser memenangi nomor paling bergengsi itu dalam lomba di Bird's Nest Stadium, Minggu (17/8/2008) malam, sekaligus menjadi wanita Jamaika pertama yang pernah menorehkan prestasi tersebut di ajang Olimpiade.

Hebatnya buat Jamaika, dua pelari yang finish di belakang Fraser adalah kompatriot sang juara. Sherone Simpson dan Kerron Stewart sama-sama menerima medali perak setelah ofisial tak bisa memisahkan mereka di photo finish -- dan perunggu ditiadakan.

"Waktu aku melintasi garis dan melihat Sherone dan Kerron di sana, itulah momennya. Aku takkan menukar ini dengan apapun juga," ujar Fraser kepada wartawan seusai pertandingan.

"Ya Tuhan! Ini terlalu banyak. Rahasia sukses tim ini adalah kekuatan reggae," sambungnya seperti dikutip Reuters.

Fraser mengatakan bahwa dirinya juga terinspirasi oleh pelari Jamaika lain, Usain Bolt, yang memenani nomor sprint 100m dan memperbarui rekor dunia di hari Sabtu. "Tadi malam benar-benar luar biasa. Gila," cetusnya. "Aku ingin bertarung dan melakukan hal yang sama."

Setelah lomba pelari AS Torri Edwards mengatakan dirinya merasa Fraser melakukan kesalahan saat start. Tim AS pun melaporkan hal itu kepada federasi atletik dunia IAAF, tapi ditolak.

Jamaika tak pernah kekurangan talenta sprinter wanita. Marlene Ottet memenangi banyak medali di Olimpiade, walaupun tidak emas, sementara Juliet Cuthbert meraih perak di Olimpiade 1992.

Tanya Lawrence naik podim di Sydney 2000 dan kini ia mengoleksi perak karena medali pemenang Marion Jones dicopot karena dia terbukti doping. Juga ada Veronica Campbell-Brown, yang meskipun tidak masuk tim Jamaika untuk nomor 100 meter di Beijing, tapi ia menyandang predikat juara dunia dan memiliki perunggu dari Olimpiade 2004.

(a2s/roz)