"Bang Mat, saya sudah melakukan stretching panjang sebelum pertandingan. Tetapi kenapa tendangan saya masih belum bisa jauh ya? Atau kenapa tidak mengenai sasaran? Apakah stretching saya kurang lama?'
"Mas!" kata saya, "bila ingin menendang jauh, yang harus kamu latih adalah kekuatan otot, teknik kamu dalam menendang, posisi tubuh saat menendang, range of motion dari persendian kamu, dan melatih feeling dengan bola. Sebagai contoh: David Beckham sangat baik dalam melakukan tendangan bebas. Apakah dia sangat baik melakukannya karena hamstringnya yang sering di-stretch? Ataukah karena latihannya yang sangat spesifik?"
"Iya, Bang Mat. Bagaimana itu?" tanyanya lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hebatnya, dia lakukan itu setiap kali selesai berlatih. Nah, mengapa David Beckham sangat jago dalam melakukan tendangan bebas atau crossing dari sayap? Bukan karena hamstring-nya yang bagus, tetapi karena latihannya yang luar biasa keras dan penuh kedisiplinan," ujar saya pada pemain itu.
Seorang mantan pelatih timnas senior Indonesia, Wim Rijsbergen, pernah mengatakan bahwa latihan yang sederhana, simpel, teratur, dan disiplin, bila dilakukan secara terus menerus memang akan menjadi kebiasaan di lapangan.
Ini dilakukan agar seorang pemain dapat melakukan sebuah gerakan, atau permainan, tanpa harus mengeluarkan energi untuk berpikir. Entah itu pada saat melakukan sebuah umpan, passing, ataupun tendangan. Tapi mari kita bahas kembali tentang stretching yang tak membuat tendangan menjadi baik.
Stretching, seperti yang sudah kita bahas di tulisan pertama [baca artikelnya di sini], membantu membuat ROM atau mobilitas dari joint menjadi sangat baik. Dengan peregangan, persendian pun menjadi jauh lebih fleksibel, lebih leluasa, dan range of motion (ROM) menjadi jauh lebih luas.
Bila pergerakan di dalam sebuah sendi menjadi leluasa, tentu saja menendang bola akan jauh menjadi lebih enak. Dan, bila diregangkan sebelum pertandingan, maka hamstring akan semakin baik. Terutama lagi bila diregangkan dengan gerakan yang dinamis karena akan sangat membantu pergerakan di sendi.
Tapi secara teoritis kekuatan otot sendiri tidak akan bertambah dengan melakukan stretching. Kekuatan akan bertambah bila dilatih secara terpisah.
Jika dilihat dari ilmu fisika, semakin kuat suatu gerakan tendangan dilakukan, atau semakin jauh gerakan itu terjadi, maka dibutuhkan kecepatan kaki yang tinggi pada saat menyentuh bola. Dan secara logika berarti kekuatan kakinya pun besar.
Jadi kalau dipikir-pikir, pada saat menendang bola dengan kecepatan yang tinggi, maka tenaga yang ditimbulkan juga besar, terutama kekuatan dari otot.
Tapi, bila sebuah otot diregangkan terus menerus, dalam konteks ini hamstring, maka otot tersebut akan menjadi lentur bukan panjang. Dan kelenturan yang terjadi ini akan menambah ruang gerak di dalam sendi, tetapi tidak menambah kekuatan atau kemampuan menendang.

Lho, bukankah tadi dikatakan bahwa dengan adanya ruang gerak yang besar dan gerakan yang yang panjang maka akan ada kekuatan yang besar dan menimbulkan impact pada bola?
Menurut hukum fisika itu tentu betul. Tetapi, kekuatan atau gerakan yang dimaksud itu bukan karena hamstring di-stretch. Namun karena adanya akumulasi kekuatan dari keseluruhan otot kaki. Dan otot kaki yang berkontraksi sepanjang gerakan itu akan membuat sebuah gerakan panjang sehingga ketika tepat mengenai bola dapat menimbulkan sebuah tenaga yang kuat.
Bukan Kuat, tetapi Lentur
Setiap orang memiliki jenis hamstring yang berbeda. Ada yang ketat, ada yang pendek, ada yang panjang, ada yang besar, ada yang kuat, dan ada yang lemah, dan sebagainya.
Satu hal yang perlu kita ketahui mengenai peregangan otot hamstring adalah stretching tidak akan memanjangkan otot tetapi melenturkannya. Dan bila terus menerus diregangkan, kelenturan hamstring sendiri tidak akan mendapatkan efek positif, tapi negatif karena menjadi rentan cedera.
Semakin sebuah otot ditarik menjadi panjang, maka jaringan di dalam otot pun menjadi semakin lemah dan tak kuat. Ini adalah salah satu alasan mengapa banyak sekali pemain mengalami cedera hamstring. Cedera ini memang sering terjadi di lapangan, terutama pada saat berlatih dan menjelang akhir pertandingan.
Pada saat berlatih, banyak sekali pemain yang melakukan stretching terutama pada bagian hamstring-nya. Hal itu sebenarnya baik mengingat mereka akan bekerja keras di lapangan. Hanya saja, melakukan peregangan yang hanya memfokuskan pada otot itu saja pada akhirnya bisa merugikan diri mereka sendiri karena memperbesar risiko cedera.
Pada bagian pertama kita telah melihat bahwa stretching dengan menggunakan teknik PNF dapat membantu penyembuhan cedera bila dilakukan dengan benar.
Nah! Salah satu hal yang harus diingat pada saat sebuah otot mulai terasa sakit adalah: hindari stretching dan jangan lakukan stretching. Mengapa? Karena otot yang sudah rusak bila lebih diregangkan akan menjadi jauh lebih rusak lagi. Namun ini akan kita bahas dengan lebih detail di tulisan bagian keempat.
Bila otot sudah merasa nyeri, terutama hamstring, maka kita sendiri harus sangat hati-hati dalam melakukan tendangan. Ini karena keseluruhan gerakan yang bertenaga bisa merusak hamstring ke tingkatan yang jauh lebih parah. Hamstring bila diregangkan memang akan menambah range of motion dari sebuah sendi, tetapi tidak membuat tendangan menjadi lebih baik. Hamstring haruslah dilatih dengan baik terutama kekuatan, tenaga, fleksibilitas dan koordinasinya dengan cara yang berbeda.

Stretching memang baik untuk dilakukan, tapi tolong lakukanlah dengan hati-hati sesuai kebutuhan dan jangan berlebihan.
Sekarang, kalau peregangan hamstring tidak membuat tendangan menjadi baik, apakah yang harus dilakukan? Adakah cara lain? Latihan apa yang membuat tendangan menjadi baik? Tunggu jawabannya di tulisan bagian ketiga.
===

* Penulis adalah Sport Physiotherapist yang bekerja sama dengan Pandit Football Indonesia dalam pengembangan sport science di Indonesia. Sering dipercaya sebagai fisioterapis tim nasional Indonesia. Akun twitter: @MatiasIbo
(a2s/cas)