PB PASI risau dengan hasil yang dibuat Maria Natalia Londa di Singapura Terbuka. Target untuk atlet Bali itu pada Olimpiade 2016 Rio de Janeiro pun dihitung ulang.
Maria membawa pulang medali perunggu dari nomor lompat jauh. Dia mencatatkan lompatan 6,34 meter. Angka itu jauh di bawah catatan terbaiknya, yaitu 6,70 meter.
Rupanya Maria belum benar-benar pulih dari cedera. Selain itu, Maria masih butuh waktu untuk adaptasi dengan lintasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tigor mulai pesimistis Maria bakal mencapai lompatan terbaiknya dalam tiga bulan ke depan. Apalagi untuk ditargetkan medali.
“Ya kalau bisa lebih dari itu, tapi kami juga tidak bisa memaksakannya. Yang penting sekarang semuanya berpikir positif saja,” ungkap Tigor.
“Saya dengar informasi bermacam-macam mengenai pembangunan lintasan sintetis di Bali. Tetapi saya lihat sampai sekarang belum ada tindakan yang definitif. Jadi saya tidak bisa banyak komentar kecuali agak kecewa juga.”
"Kalau kondisinya baik, cederanya sudah sembuh dan sebagainya, tentu kami mengharapkan medali. Tapi dengan kondisi sekarang harus realistis juga,” pungkasnya.
Dari Singapura Terbuka yang dihelat 28-29 April, Indonesia mengirimkan 24 atlet nasional putra dan putri serta 9 orang pelatih dan ofisial. Di hari terakhir, pasukan Merah Putih meraih sembilan medali emas, empat perak dan dua perunggu.
Sembilan emas itu disumbangkan antara lain oleh sprinter Iswandi yang menjadi juara di nomor 100 meter putra. Dia mencatatkan waktu 10,4 detik. Iswandi juga menyumbangkan emas dari nomor estafet 4 x 100 meter bersama-sama Fadlin, Yaspi Boby, dan Dwi Nugroho dengan catatan waktu 38,28 detik. Catatan waktu itu sekaligus memecahkan rekor nasional 39,32 detik. Dua emas lain didonasikan Rini Budiarti dari nomor lari 5000 meter dan Dedeh Erawati di nomor 100 meter gawang putri.
(mcy/fem)