Beberapa tahun terakhir bukanlah masa-masa keemasan bagi Milan. Rossoneri sudah puasa gelar sejak 2011 dan absen dari kompetisi Eropa 2014/2015 sampai sekarang.
Performa Milan di bawah arahan pelatih baru Vincenzo Montella juga belum bisa dibilang mengesankan. Milan sudah dua kali kalah dalam tujuh laga Serie A musim ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Jepang, pada dasarnya tidak ada cemoohan. Di Milan, saya pikir ada terlalu banyak hal itu. Yang benar-benar salah di Milan adalah ketika Anda tertinggal di tengah pertandingan, mereka benar-benar meninggalkan Anda. Saya benar-benar merasa tidak ada cinta. Tapi, begitu Anda mulai menang, mereka memperlakukan Anda seperti keluarga. Jadi, bagi mereka ini soal apa? Cuma angka-angka dan menang atau kalah?," ujar Honda seperti dikutip Kyodo.
"Saya pikir itu adalah bagian dari alasan, bukan cuma Milan tapi juga tim nasional Italia, berada dalam situasi sekarang. Mereka cuma terobsesi dengan hasil dan pendekatan itu mungkin bekerja jika Anda punya talenta dan bisa mengatasi tekanan," tambahnya.
"Tapi, jika Anda tak punya itu dan Anda sedang berusaha untuk membangun, sikap seperti itu tak akan membantu. Jika seperti itu sikapnya, maka yang Anda lakukan cuma menunggu munculnya (Paolo) Maldini dan (Gennaro) Gattuso baru. Jika Anda sedang berusaha untuk mulai berkembang dengan apa yang Anda punya, Anda tak bisa cuma menjauhi tim dan mencaci maki para pemain," kata Honda.
(mfi/raw)