Almeyda tercatat sempat sembilan musim merumput di Liga Italia. Gelandang asal Argentina itu memperkuat empat klub berbeda yakni Lazio, Parma, Inter Milan dan Brescia.
Tujuh tahun setelah meninggalkan Italia, pria yang kini melatih River Plate itu membuat kejutan menyusul terbitnya sebuah autobiografi yang diberi judul 'Almeyda: Life and Soul'. Dalam buku tersebut, dia mengklaim telah mendapatkan obat-obatan yang mampu meningkatkan performa di atas lapangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Parma kami diberikan IV drip (memasukkan substansi cair langsung ke dalam saluran darah) sebelum pertandingan. Mereka bilang itu adalah campuran vitamin, tapi sebelum memasuki lapangan saya bisa melompat setinggi langit-langit," tulis 'Almeyda dalam bukunya dan kemudian dimuat oleh Gazzetta dello Sport.
"Para pemain tidak ada yang bertanya tapi beberapa tahun kemudian ada kasus di mana mantan pemain tewas karena masalah pada jantungnya, menderita masalah otot dan lain lagi. Saya pikir ini adalah konsekuensi atas apa yang sudah diberikan pada mereka."
Yang tak kalah mengejutkan dari autobiografi tersebut adalah pengakuan Almeyda atas pengaturan pertandingan di pekan terakhir Seri A musim 2000/2001. Saat itu Roma yang menghadapi Parma butuh kemenangan untuk memastikan meraih gelar juara.
"Beberapa rekan saya di Parma bilang kalau pemain Roma ingin kami kalah dalam pertandingan tersebut. Saat itu kami memang tidak lagi mempertaruhkan apapun, itu akan sama saja (kalah atau menang)."
"Saya katakan tidak dan mayoritas pemain juga menyatakan hal senada. Tapi di atas lapangan saya lihat beberapa pemain tidak berlari seperti biasanya. Jadi saya meminta diganti dan langsung pergi ke ruang ganti. Uang? Saya tidak tahu, mereka menyebutnya sebagai pertolongan."
(din/rin)