Hal itu disampaikan FIFPro melalui situs resminya kemarin, setelah berita meninggalnya Mendieta juga sampai diwartakan sejumlah media asing seperti Reuters dan Eurosport, dengan mengutip sejumlah media lokal.
Dalam artikel tersebut FIFPro melansir beberapa data terkait kematian pemain asal Paraguay itu, yang terakhir kali bermain untuk Persis Solo versi PT. Liga Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika benar kematian Diego Mendieta disebabkan kelalaian klubnya, maka ini sangat memalukan,β ujar Sekjen FIFPro Divisi Asia, Frederique Winia. "Ini memalukan untuk semua pemain profesional di Indonesia."
"Saya tahu banyak cerita pemain yang tidak dibayarkan gajinya oleh klub-klub mereka, dan harus menunggu sampai berbulan-bulan. Tapi saya tak pernah mendengar kisah seperti ini, di mana ada seorang pemain sakit parah tapi dibiarkan begitu saja oleh klubnya."
Winia menambahkan, baik klub maupun PSSI pasti menyadari kegagalan itu dan mereka harus menjelaskan itu semua kepada keluarga dan kerabat Mendieta.
"Paling tidak klub harus melunasi tunggakan gajinya kepada keluarga, istri, dan ketiga anaknya."
Di bagian akhir pernyataannya FIFPro menyatakan bahwa mereka sedang menunggu semua dokumentasi terkait kematian Mendieta. "Begitu kami menerima laporan itu, kami akan membawa kejadian menyedihkan ini ke FIFA," tegas Winia.
(a2s/krs)