Zenit Tentang Keras Keinginan Suporternya

Zenit Tentang Keras Keinginan Suporternya

- Sepakbola
Rabu, 19 Des 2012 12:38 WIB
Fans Zenit (ilustrasi/Getty Images/Oleg Nikishin)
St Petersburg - Keinginan sekelompok fans Zenit St Petersburg yang ingin klubnya tidak membeli pemain berkulit hitam dan homoseksual mendapatkan banyak tanggapan. Oleh pihak klub sendiri, permintaan itu mendapatkan tentangan.

Permintaan yang tidak biasa itu muncul di tengah-tengah maraknya perang terhadap rasisme di dalam sepakbola. Oleh karenanya, tak heran jika permintaan sekelompok suporter yang menyebut diri mereka Landscrona itu mendapatkan kritik. Namun, Landscrona membantah jika mereka rasis. Mereka menyebut, menyebut apa yang mereka tuntut sebagai manifesto, dan mempublikasikan pada halaman website resminya.

"Kami bukan rasis tapi kami melihat kalau tiadanya pemain hitam di Zenit sebagai senuah tradisi yang penting. Hal itu akan membuat Zenit menjaga identitas klub, yang merupakan simbol St Petersburg," demikian bunyi pernyataan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak Zenit tidak setuju dengan tanggapan tersebut. Mereka menentang keras. Klub raksasa Rusia itu bahkan dengan tegas menyatakan akan tetap mendatangkan pemain tanpa memandang asal, agama ataupun warna kulit.

"Kami memilih pemain kami tanpa memikirkan batasan apa pun terkait asal, agama ataupun warna kulit," ujar Direktur Olahraga Zenit, Dietmar Beiersdorfer, seperti dilansir Guardian.

"Tujuan klub kami adalah memenangi Liga Rusia dan menjadi kompetitif di ajang internasional. Kami sama sekali tidak punya kebijakan yang dangkal mengenai batasan pilihan pemain kami."

Landscrona menyebut kalau Zenit sebaiknya mengontrak pemain yang berasal dari rumpun Bangsa Slavia, yakni keturunan Indo-Eropa yang tinggal di Eropa tengah. Beberapa negara yang masih punya rumpun Bangsa Slavia di antaranya adalah Ukraina dan Belarusia, selain negara Baltik dan Skandinavia.

Sementara, di dalam skuat mereka saat ini, ada beberapa pemain berkulit hitam. Mereka adalah Hulk dan Axel Witsel. Sementara itu, pemain berkulit hitam lainnya, Yann M'Vila, akhirnya memutuskan menolak bergabung setelah menerima ancaman mati.


(roz/din)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads