The Jakmania melakukan pertemuan dengan Jokowi di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (14/1/2013). Maksud kedatangan mereka adalah untuk berbicara dengan Jokowi dan DPRD untuk mencari solusi terkait berbagai permasalahan yang dihadapi Persija, salah satunya adalah soal fasilitas untuk tim berjuluk 'Macan Kemayoran' itu.
"Ini perlu ruang perhatian bahwa Persija ini sebagai bagian stakeholder Jakarta. Pemda ini coba deh peduli terhadap kita, terhadap pembangunan sepakbola Jakarta," ujar Sekjen Jakmania, Richard Achmad Supriyanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya gini, banyak sarana pemerintah yang disewakan ke swasta, tapi kebutuhan klub ibukota sendiri tidak diperhatikan. Kita minta Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) atau gelanggang olahraga."
"Siapkanlah mes atau tempat latihan misalkan seperti Lebak Bulus yang masih dimiliki pemerintah. Nah, sebenarnya itu 'kan bisa dijadikan sarana untuk kamar dan tempat latihan. Nah, inikan blm terintegrasi," lanjut Richard.
Ketua Umum Persija, Larico Ranggamone, pun mengeluarkan pernyataan senada dengan Richard. Ia menyebut bahwa tim ibukota dengan fasilitas minim adalah sebuah hal yang memprihatinkan.
"Persija juga terusir dari mes. Sudah 5 tahun sejak tergusur dari Menteng, ditempatkan di Wisma Ragunan. Sampai saat ini harus tinggal di satu rumah yang diisi 16 pemain di wilayah luar Jakarta."
"Tim yang berlabel ibukota tidak punya mes. Fasilitas pun harus numpang. Bahkan Lebak Bulus yang dimiliki UPT itu 1,2 jt per sekali main. Padahal tim yang bagus itu kan latihan dua kali. Bahkan harus numpang di kota org lain. Ini miris sekali."
"Kalau home base kita tunggu hasilnya di stadion BMW. Bahkan dengan latihan untuk mencari putra derah tersendat karena fasilitas yang kurang."
"Tahun kemarin, terhitung 8 kali kita main di luar kandang. Kita terusir dan harus main di sejumlah kota, Samarinda, Madiun, dan Solo," kata Larico.
(roz/krs)