Dalam posisi tertinggal 0-1, Milan punya peluang menyamakan kedudukan melalui Niang. Menusuk sendirian dan tinggal berhadapan dengan Victor Valdes, sepakan terarah pemain depan asal Prancis itu dimentahkan tiang gawang.
Momen tersebut jadi satu-satunya peluang terbaik Milan saat dikalahkan Barcelona 0-4 di leg kedua babak 16 besar Liga Champions. Padahal jika Niang bisa mencetak gol, peruntungan Rossoneri bisa lebih baik. Sebabnya, gol tersebut akan memberi tekanan buat The Catalans dan membuat Diavolo Rosso punya tabungan agresivitas gol tandang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keberuntungan bersama kami di leg pertama saat bola pantulan mengarah ke Boateng (dan berujung gol pertama Milan di San Siro), kali ini keberuntungan itu menjauhi kami saat Niang membentur tiang gawang di sisi kanan," sahut Massimiliano Allegri di Football Italia.
Menyebut Milan tidak beruntung, Allegri tetap menyanjung tinggi Barcelona yang disebutnya sangat sulit untuk diredam. Poros Messi, Andres Iniesta dan Xavi Hernandez jadi sumber masalah Milan dalam pertandingan tersebut.
"Setelah 30 menit kami bermain lebih baik dan mereka mulai sedikit kelelahan, karena mereka tak mampu menjaga tempo tinggi. Sayangnya, kami nyaris melakukannya (bikin gol) dan kami melakukan sebaik yang kami bisa."
"Barcelona adalah tim terkuat di dunia. Messi dan Iniesta terus menggiring bola dengan sangat tenang, Xavi juga sangat tajam. Saya harus menyanjung skuat saya untuk tidak menyerah hingga akhir, karena mereka bisa saja menyerah," papar Allegri.
(din/cas)











































