Datang dengan status juara Liga Italia--di mana mereka merebut scudetto dengan tak terkalahkan--membuat Bianconeri makin semangat menatap kompetisi tahun ini. Mereka bahkan berani 'bermimpi' untuk kembali berjaya di Eropa.
Langkah Juve kemudian sampai di babak perempatifinal. Sebagia catatan, ini adalah kali pertama Juve lolos ke perempatfinal Liga Champions sejak musim 2005/2006.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tersingkir, Conte tetap memuji para pemainnya. Allenatore Juve itu juga mengakui bahwa ada 'jarak' yang memisahkan Bayern dengan timnya.
"Kami punya banyak pekerjaan rumah, kami sudah tahu itu. Bagaimanapun, saya memberi selamat kepada para pemain karena apa yang sudah kami lakukan di 18 bulan terakhir luar biasa," sahut Conte di situs resmi UEFA.
"Tidak ada yang senang dengan kekalahan, tapi Anda harus mengakuinya ketika berhadapan dengan tim yang jauh lebih kuat. Mereka dua kali masuk final di tiga musim terakhir, jadi kami tahu ada jarak yang membentang di antara kami."
"Bayern sangat kuat, secara individu maupun kolektif, mereka bisa melakukan hal yang luar biasa dan mereka berjuang untuk mendapatkan bola. Sulit melawan mereka dan kami melakukan semua yang kami bisa."
Usai tersingkir dari Liga Champions, Conte kini mengalihkan fokusnya ke Liga Italia. Dia bertekad membawa Juve memenangi scudetto untuk kedua kalinya secara berturut-turut. Juve saat ini tengah memimpin klasemen dengan keunggulan sembilan poin dari Napoli yang ada di urutan dua.
"Kami dibangunkan dari mimpi. Sekarang kami harus fokus ke liga lagi, karena kami ingin memenangi scudetto dua kali beruntun, yang mana akan jadi capaian luar biasa," lugasnya.
(nds/mfi)