Dimulai dari kasus pelecahan rasial yang melibatkan dirinya dengan Patrice Evra dua musim lalu yang membuatnya diskorsing delapan laga. Lalu kemudian tuduhan tukang diving pada dirinya.
Tak hanya itu, musim ini Suarez kembali jadi bulan-bulanan media setelah kasus gigit tangannya kepada Branislav Ivanovic dan berbuah sanksi larangan maen 10 laga. Kontroversi ini kemudian yang membuat kehidupan Suarez dan keluarganya tidak nyaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka tidak pernah berbicara yang baik soal saya. Untuk alasan itu, ketika saya dianggap bisa memenangi award Player of The Year, saya bilang: 'Saya tidak begitu tertarik karena saya tahu saya tidak akan pernah memenangi award seperti itu di Inggris," lanjutnya.
Keluhan Suarez seperti ini lah yang membuatnya kemudian kerap dispekulasikan akan meninggalkan Liverpool musim panas ini dan pindah ke Real Madrid. Apalagi dalam beberapa wawancara di Uruguay, penyerang 26 tahun itu sudah memperlihatkan gestur bahwa dirinya sudah tak nyaman bermain di Inggris.
"Liverpool adalah klub impian saya sejak kecil. Saya bermain dengan banyak pemain di sana, mereka tahu saya, dan saya sangat ingin bermain lebih lama di Liverpool. Stadionnya sangat spektakuler dan fans begitu fenomenal," katanya.
"Usai larangan bermain karena insiden dengan Evra, orang-orang mendukung saya -- itu yang membuat saya tersenth - dan mereka bilang: 'Luis, lupakan itu dan bertahanlah.' "
"Tapi saya tidak bisa melupakan bahwa itu hal yang bikin saya dan keluarga menderita dan saya punya keluarga di luar sepakbola yang harus saya biayai dan mereka merasa tersakiti dengan hal-hal seperti ini," tuntas Suarez.
(mrp/rin)











































