Dua di antara kebutuhan tersebut adalah asupan makanan/gizi, serta apresiasi materi berupa gaji/honor bermain.
"Mereka layak mendapat acungan jempol dan keberadaan mereka harus dipertahankan," demikian disampaikan anggota Komisi X DPR RI, Anton Sukartono Suratto, di Jakarta, Jumat (21/2/2014) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebutuhan gizi, tambahnya, adalah salah satu hal yang paling utama untuk para pemain khususnya pemain muda.
"Pemain sepakbola membutuhkan satu setengah kali kebutuhan energi orang dewasa dengan postur yang relatif sama, karena pemain sepakbola dikategorikan dengan seseorang yang melakukan aktivitas fisik yang berat. Ini adalah faktor paling utama yang harus diperhatikan," terang Anton.
Mengenai kebutuhan materi, ia berharap honor para pemain dibayar dengan pantas dan yang tak kalah penting adalah dibayarkan tepat waktu.
Belum lama ini tercuat kenyataan bahwa Timnas U-19 hanya dibekali satu set kostum untuk melakoni enam pertandingan ujicoba. Akibatnya, setiap habis bertanding pakaian itu harus segera dicuci karena akan dipakai lagi di laga berikutnya.
Kepada Evan Dimnas dkk., politisi Partai Demokrat itu juga memberi wejangan yang intinya supaya mereka tidak lekas puas dan lupa diri, yang bisa menyebabkan kemerosotan prestasi.
"Jangan sombong walau sudah mengukir banyak prestasi. Contohnya, ada yang menjadi bintang iklan lalu merasa bintang iklan lebih prospek dibanding menjadi atlet, dan kemudian lupa dengan tugasnya sebagai atlet," imbuhnya.
Terakhir Anton meminta Timnas U-19 tidak "diobok-obok" oleh berbagai kepentingan yang justru bisa berdampak buruk kepada timnas itu sendiri.
Timnas U-19 akan mengikuti Piala Asia U-19 di Myanmar pada Oktober mendatang. Jika lolos ke babak semifinal, maka Indonesia dipastikan tampil di ajang Piala Dunia U-20 tahun 2015.
(a2s/rin)