Mengapa Wasit Tidak Memberhentikan Laga PSS vs PSIS?

Mengapa Wasit Tidak Memberhentikan Laga PSS vs PSIS?

- Sepakbola
Selasa, 28 Okt 2014 12:21 WIB
Jakarta -

Laga babak 8 besar Divisi Utama Liga Indonesia antara PSS vs PSIS tengah diselidiki lantaran lima gol bunuh diri tercipta dalam laga tersebut. Wasit pertandingan tersebut pun juga ikut diselidiki.

Pertandingan yang digelar di Sasana Krida Akademi Angkatan Udara (AAU), Minggu (26/10) kemarin, akhirnya dimenangi PSS dengan skor 3-2. Namun, seluruh gol yang dicetak PSS berasal dari tiga gol bunuh diri pemain-pemain PSIS. Demikian pula dengan dua gol PSIS yang semuanya tercipta lewat gol bunuh diri pemain-pemain PSS.

Dugaan bahwa kedua tim sengaja bermain untuk kalah pun muncul. Apalagi kelima gol bunuh diri tersebut tercipta pada empat menit terakhir laga, mulai dari menit ke-86 sampai injury time babak kedua. Sekjen PSSI Joko Driyono bahkan menduga ada indikasi pengaturan skor pada laga tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami akan melakukan investigasi. Masalah ini serius. Ini seperti ada indikasi pengaturan skor," ungkap Joko melalui pesan singkat.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh detikSport, kedua kesebelasan sudah sejak awal menunjukkan keengganan bermain dan meraih kemenangan

Bahkan di babak kedua, penggawa PSS hanya melakukan operan di daerah pertahanan sendiri, sementara para pemain PSIS sama sekali tak melewati garis tengah lapangan.

Dari video yang beredar di dunia maya pun terlihat jelas, kedua tim hanya berkumpul di depan gawang masing-masing. Bahkan para pemain PSS yang berkostum hijau tampak hanya mengoper-oper bola di depan gawang sendiri.

Pada satu kesempatan, salah seorang pemain PSIS, yang berkostum putih, tampak berdiri di depan gawang PSS. Si pemain PSIS itu seolah-olah menjadi penjaga gawang dadakan untuk PSS. Tujuannya jelas, dia berusaha mencegah pemain PSS mencetak gol ke gawangnya sendiri.



Namun, ketika PSS sudah mencetak dua gol bunuh diri, PSIS pun memperlihatkan gelagat yang sama. Para pemain PSIS berusaha merebut bola dari para pemain PSS untuk kemudian dioper ke belakang --ke arah pertahanan mereka sendiri. Bahkan pada gol bunuh diri kedua PSIS, bola diarahkan langsung dari kick-off ke arah gawang sendiri sampai kemudian terjadilah gol.

Pertanyaan lain pun muncul. Melihat gelagat buruk para pemain PSS dan PSIS, mengapa wasit Hulman Simangunsong tidak menegur ataupun memberhentikan laga?

Dalam Laws of The Game yang dilansir oleh FIFA, wasit punya hak untuk stops (memberhentikan sementara), suspends (menunda), atau abandons (meninggalkan) pertandingan atas kebijakannya sendiri jika merasa ada pelanggaran peraturan dari Laws of The Game FIFA.

Di luar itu, wasit juga punya hak untuk memberhentikan sementara, menunda atau meninggalkan pertandingan karena ada gangguan dari luar. Wasit juga punya hak untuk memberhentikan sementara jika, dalam opininya, ada pemain yang cedera serius dan memastikan si pemain keluar dari area pertandingan.

Sebagai contoh kasus, peristiwa "Disgrace of Gijon" bisa jadi acuan. "Disgrace of Gijon" merupakan peristiwa yang terjadi pada laga antara Jerman Barat vs Austria di fase grup Piala Dunia 1982. Ketika itu, Jerman Barat, Austria, dan Aljazair masih punya kesempatan yang sama untuk lolos dari grup.

Aljazair sudah memainkan laga terakhirnya di fase grup --menang 3-2 atas Chile-- sehari sebelum laga Jerman Barat vs Austria. Ini membuat Jerman Barat sudah tahu kondisi yang dibutuhkan supaya mereka lolos dari fase grup. Kemenangan 1-0 atau 2-0 bakal meloloskan Jerman Barat dan Austria, tapi membuat Aljazair tersingkir.

Jerman Barat memimpin 1-0 lewat gol Horst Hrubesch pada menit ke-10. Setelahnya, kedua tim terlihat bermain malas-malasan, tanpa ada niat untuk menciptakan peluang. Banyak operan juga dilepaskan di walayah masing-masing. Akhirnya, Jerman Barat pun menang 1-0 dan dengan tambahan dua poin (ketika itu kemenangan baru dihargai dengan dua poin), mereka menyamai poin Aljazair dan Austria menjadi 4.

Dengan Jerman Barat, Austria, dan Aljazair sama-sama mengoleksi nilai 4, penentuan siapa yang lolos pun ditentukan lewat selisih gol. Jerman Barat (+3) dan Austria (+2) pun berhak lolos karena Aljazair hanya punya selisih gol 0.

Usai pertandingan tersebut, Presiden Federasi Sepakbola Aljazair, Benali Sekkal, pun mengecam wasit Bob Valentine yang memimpin laga. Sekkal menyebut, Valentine seharusnya berusaha untuk menghentikan pertandingan atau menegur kapten tim Jerman Barat dan Austria.

"Kami juga sudah mengirimkan protes resmi terkait wasit yang, menurut peraturan, seharusnya memberhentikan pertandingan dan memberi peringatan kepada kedua kapten kesebelasan terkait minimnya usaha kedua tim untuk bermain," demikian ucap Sekkal waktu itu.

Hulman Simangunsong sendiri tidak akan lepas dari pertanyaan. Menurut info yang didapat detikSport, Hulman juga akan dipanggil oleh Komisi Disiplin PSSI, bersama dengan perwakilan dari PSS dan PSIS, dalam sidang Komdis PSSI yang akan dilakukan hari ini, Selasa (28/10/2014), di kantor PSSI.

(roz/a2s)

Hide Ads