Demikian disampaikan Juru Bicara Kemenpora, Gatot S Dewa Broto, di Kantornya, Senin (25/5) yang menanggapi beberapa pemberitaan yang menyatakan bahwa Menpora bakal mencabut pembekuan PSSI.
Wacana pencabutan pembekuan PSSI muncul setelah Imam melakukan pertemuan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Wakil Ketua Umum PSSI Hinca Panjaitan, Ketua Umum KOI, Rita Subowo, serta ketua kehormatan PSSI, Agum Gumeler, di Istana Wapres di Jln. Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (25/5/2015).
Kepada wartawan usai pertemuan tersebut, JK mengatakan kalau kini sedang dalam proses agar SK pembekuan PSSI dicabut.
"Pak Menteri bicara tentang tiga opsi, yang pertama, tetap pada kondisi saat ini (pembekuan), yang kedua, pembekuan PSSI dicabut, dan ketiga SK itu direvisi. Namun hanya saja PSSI diminta diaktifkan kembali. Tapi tim transisi tetap eksis," ungkapnya.
"Jadi belum ada kata sepakat mencabut, hanya option-option saja. Dan perlu saya luruskan, saat bertemu dengan Pak Presiden (Jokowi), Pak Menteri menyampaikan apa yang diminta oleh Pak JK. Keduanya, sama-sama ingin perbaikan sepakbola. Hanya sudut pandangnya saja yang berbeda," lanjut dia.
Masih mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo dalam pembenahan sepakbola nasional, Kemenpora menyatakan akan mengambil tindakan lebih lanjut sebelum digelarnya Kongres FIFA pada 29 Mei mendatang.
"Pak Jokowi mendukung apa yang dilakukan Menpora. Bahasa beliau adalah, harus ada pembenahan sepakbola. Kami berburu waktu, secepatnya akan dilakukan, kalau bisa sebelum tanggal 29 Mei," tuntas Gatot.
Keputusan Sela PTUN Soal Pembekuan PSSI
Sementara itu sidang Pengadilan Tata Usaha Negara yang digelar Senin (26/5/2015) siang WIB, memutuskan SK Pembekuan PSSI ditunda. Meski demikian proses peradilan belum selesai dan masih akan terus berjalan.
Pihak Kemenpora menyatakan tetap menghormati keputusan PTUN, yang mempertimbangkan terhentinya kompetisi dan kerugian besar yang dialami PSSI dan PT Liga Indonesia.
"Putusan sela itu lazim di PTUN, tapi proses peradilan akan terus berjalan. Karena belum keputusan final. Artinya, kami harus menghormati keputusan sela ini," ujar Gatot.
"Kami patuhi putusan sela ini. Next konsekuensinya, untuk sementara waktu tim transisi belum rapat lagi. Ya, kami wait and see karena pembekuan ditangguhkan, dua minggu berikutnya ada sidang inkrah.''
Ketika ditanya soal kompetisi, Gatot menyebut silahkan jika PT Liga mau menjalankan kompetisi. Namun, tetap sesuai keputusan awal bahwa hanya 16 klub yang lolos verifikasi.
"Kalau soal izin pertandingan, polisi itu kan menunggu hukum positif yang ada. Kalau PT Liga mau menjalankan, ya silahkan. Tapi 'kan belum tahu nanti keputusan PTUN selanjutnya seperti apa. Tapi kalau kami tetap hanya 16 klub yang direkomendasi," tegasnya. (Amalia Dwi Septi/Doni Wahyudi)