'Football Manager' berubah, dari sebuah video game biasa menjadi sebuah alter-realitas dari dunia sepakbola sesungguhnya. Maka, tak heran jika 'Football Manager' terus dibuat untuk mendekati kenyataan.
Sebagai contoh, Anda, sebagai penggemar sepakbola dan 'Football Manager', punya hak untuk merasa tidak puas dengan taktik dan strategi yang ditunjukkan oleh tim kesayangan Anda. Ada rasa gatal yang mau tidak mau harus digaruk. Namun, lantaran bukan manajer sungguhan dan tak punya hak untuk mengubah susunan tim, paling-paling yang bisa Anda lakukan adalah berkeluh kesah dan melancarkan protes via Twitter.
Di sinilah 'Football Manager' menjadi penawarnya. Silakan rombak susunan pemain, taktik, dan strategi sesuka hati, lalu jadilah tim tersebut tim yang sesuai dengan keinginan Anda. Tim yang benar-benar pas dengan "filosofi" Anda. Jika pada kenyataannya prestasi tim kesayangan Anda tidak bagus-bagus amat, ceritanya bisa jadi berbeda di 'Football Manager'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa waktu lalu, detikSport pernah mencoba untuk iseng memainkan kembali 'Football Manager 2006' dan memilih mengawali karier sebagai manajer Volendam. Waktu itu, Volendam masih berkutat di Eerste Divisie (level kedua dalam piramida sepakbola Belanda). Dengan keterbatasan dana yang luar biasa, mau tidak mau belanja pun harus hemat. Alhasil, membeli pemain dengan label 'transfer list' atau meminjam pemain muda dari klub-klub besar.
Pada musim kedua, dengan kebutuhan akan penyerang baru yang amat mendesak, detikSport menemukan Olivier Giroud, masih berusia 19 tahun, berada di tim reserve Grenoble, dan dalam daftar siap jual. Singkat cerita, dalam waktu beberapa bulan, Giroud menjadi salah satu andalan Volendam dan membantu tim promosi ke Eredivisie.
Giroud, seperti kita tahu, sampai sekarang masih menjadi andalan Arsenal. Volendam pun sampai sekarang masih berkutat di Eerste Divisie. Tapi, 'Football Manager' punya realitasnya sendiri.
Berusaha Mendekati Kenyataan
Tiap edisinya, 'Football Manager' sebisa mungkin menyesuaikan diri dengan dunia sepakbola sesungguhnya. Sports Interactive, sebagai developer video game yang pertama kali dirilis tahun 2004 tersebut, menyebut bahwa mereka berusaha untuk membuat stats pemain sesuai dengan kemampuan asli di lapangan.
Maka, ketika ada perbedaan signifikan antara stats di video game dengan kemampuan asli mereka, Sports Interactive merasa harus minta maaf. Kejadian ini terjadi ketika mereka salah menilai Harry Kane.
Dalam dua musim terakhir, Kane mencuat sebagai andalan Tottenham Hotspur di lini depan. Dalam 52 pertandingan terakhirnya di Premier League, penyerang berusia 22 tahun itu sukses mencetak 32 gol. Namun, lantaran sering dipinjamkan ke klub lain, Sports Interactive pernah menilainya sebagai pemain "biasa-biasa saja" sehingga stats Kane pun mereka buat "biasa-biasa saja" juga sebelum edisi teranyar.
Kepada Mirror, Studio Director Sports Interactive, Miles Jacobson, menyatakan bahwa ia merasa harus meminta maaf kepada Kane secara langsung.

"Kami selalu menilainya sebagai pemain yang oke, tapi secara personal, saya harus meminta maaf kepadanya karena seringkali dia dipinjamkan ke klub lain. Lalu, kami berpikir bahwa ia tidak akan pernah mencapai potensi seperti yang ia perlihatkan sekarang ini," ucap Jacobson.
"Saya pernah bertemu dengannya di London Football Awards dan dia memang dikenal suka bermain game komputer. Saya bilang kepadanya, 'Ada 0,5 persen kemungkinan kami salah, kaulah salah satunya'. Lalu, dia bilang bahwa salah satu hal yang memacunya adalah supaya kemampuannya menjadi lebih baik di dalam game."
Demi terus menyesuaikan diri dengan sepakbola modern, Sports Interactive menyebar scout ke berbagai region di seluruh dunia. Jacobson mengklaim bahwa Sports Interactive punya 1.300 scout yang tersebar di 51 negara dan region.
"Kami mengklaim bahwa kami punya database terbesar dalam dunia sepakbola karena memang begitulah kenyataannya. Para pemain punya lebih dari 250 atribut dan itu bukan hanya soal kemampuan bermain, tetapi juga atribut seperti mental. Sebab, kami juga memperhitungkan kepribadian seorang pemain," kata Jacobson.
Tips Menjadi 'Manajer' Jempolan
Ada kalanya menjadi seorang manajer di 'Football Manager' amat menyulitkan. Jika kebetulan menangani tim kecil, ada kemungkinan dibutuhkan waktu yang lama untuk mencari setelan yang pas agar tim mencapai performa maksimal. Menangani tim besar pun bukan tanpa masalah. Bisa saja tim yang Anda besut amat sulit untuk mencetak gol, kendati pun punya banyak peluang di depan gawang.
Nah, Jacobson dengan baik hati memberikan beberapa tips supaya Anda bisa menjadi 'manajer' jempolan.
-Berkonsentrasi kepada 'Role' Pemain
Sepakbola berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pada akhirnya, strategi tidak sekadar bergantung pada bentuk formasi dan posisi pemain. Taktik yang kian detail memunculkan 'mikro-taktik' sehingga 'role' (peran) dari tiap pemain pun kian penting. Beberapa 'role' yang belakangan menjadi penting adalah 'box-to-box midfielder', 'inside forward', hingga 'false nine'.
"Sebagai contoh, seorang pemain sayap yang punya finishing bagus, tapi visi dan flair-nya tidak cukup bagus, bakal lebih efektif bermain sebagai 'inside forward' ketimbang sebagai winger biasa," ucap Jacobson.
"Di sisi lain, perhatikan juga penugasan pemain Anda. Jika Anda terlalu banyak menyuruh pemain untuk menyerang, di satu sisi itu bagus untuk menekan lawan, tetapi pada saat bersamaan tim Anda amat rentan mendapatkan serangan balik."
-Jangan Takut Mengubah Taktik, Beradaptasilah Tiap Musimnya
Jacobson menyebut bahwa jarang seorang manajer sepakbola modern memainkan satu taktik dan formasi dari musim ke musim. Perubahan dibutuhkan untuk menyesuaikan diri dengan lawan atau perkembangan yang terjadi di liga masing-masing.
"Seorang pemain 'Football Manager' yang bagus akan selalu memperhatikan persiapan menjelang pertandingan dan memastikan bahwa tim mereka nyaman dengan taktik yang diterapkan. Dengan demikian, tim mereka bisa bermain dengan gaya berbeda menghadapi tiap lawan, dan para pemainnya sudah siap menjalankan instruksi yang sudah diberikan sejak awal."
-Maksimalkan Scouting
"Di FM16, scouting menjadi lebih realistis daripada sebelumnya," ucap Jacobson.
Ia lantas menyebut bahwa ketika pemain 'Football Manager' meminta report card akan seorang pemain tertentu, scout mereka akan memberikan review yang cukup menyeluruh. Namun, jika menginginkan penilaian yang lebih detail, termasuk kekuatan dan kelemahan si pemain, Jacobson menyerankan seorang scout untuk memantau langsung si pemain selama beberapa laga.
"Begitu ada pemain yang membuat Anda tertarik, mintalah scout Anda untuk memantaunya selama tiga laga atau tiga bulan. Ini memungkinkan mereka untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan memberikan laporan yang lebih akurat," kata Jacobson.
-Jaga Harmoni Skuat
Salah satu yang kerap dilupakan adalah menjaga kebahagiaan para pemain dan harmonisasi skuat. Banyak kejadian, bahkan di dunia sepakbola nyata sekali pun, sebuah rezim manajerial hancur karena ruang ganti yang tak harmonis.
Jacobson kemudian memberikan tips yang sudah banyak diketahui oleh para pemain 'Football Manager': "Pemain baru membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Jangan terlalu banyak juga membeli pemain baru karena semakin banyak pemain baru, semakin banyak juga waktu yang dibutuhkan untuk beradaptasi."
Tidak menepati janji kepada seorang pemain juga bisa membuat mereka marah. Ini biasanya bisa menjalar ke mana-mana. Yang tidak suka biasanya bukan hanya si pemain itu saja, tetapi juga rekan dekatnya di ruang ganti.
-Jangan Terburu-buru
Sukses tidak bisa dicapai dengan terburu-buru, dibutuhkan sebuah proses. Ketika baru ditunjuk menjadi manajer, ada baiknya mengevaluasi dulu kelebihan dan kekurangan skuat. Jangan tergesa-gesa mengimplementasikan filosofi pribadi dan gaya main yang diinginkan.
"Pertama-tama, bermainlah dengan gaya yang sesuai dengan tim Anda. Lalu, secara perlahan-lahan mulailah tanamkan idealisme Anda dan mulailah membeli pemain yang sesuai dengan kebutuhan Anda."
"Dengan membuat perubahan pelan-pelan, itu akan meminimalisir risiko tim Anda menjalani start lambat karena para pemain kesulitan memahami metode Anda," kata Jacobson.
-Stats, Stats, Stats
Sports Interactive menjalin kerjasama khusus dengan Prozone, yang sudah terbiasa memberikan data dan statistik kepada lebih dari 350 klub di seluruh dunia dan juga berbagai instansi lainnya yang berkaitan dengan sepakbola. Dengan kerjasama tersebut, Sports Interactive mengharapkan 'Football Manager' memiliki stats yang tepat untuk para pemain di dalam game.
Selain stats untuk para pemain, Sports Interactive juga menyediakan match analysis selama pertandingan yang membantu manajer untuk membuat keputusan tertentu.
"Perhatikan betul-betul beberapa statistik kunci yang mungkin bisa mengubah peruntungan Anda atau membentuk sebuah formasi yang bisa mengantarkan Anda merengkuh titel juara," ucap Jacobson.
(roz/din)