Barcelona, contohnya, biarpun masih punya Lionel Messi yang masih sedang menikmati masa jayanya, juga menggaet Neymar. Dia menjadi semacam susuk lain untuk mendatangkan keuntungan. Kehadiran pemain bernama lengkap Neymar da Silva Santos Junior itu disebut-sebut menggagalkan kerugian Barca sampai 40 juta euro (sekitar Rp 575,4 miliar).
Mendatangkan Neymar (dari klub Brasil, Santos) menjadi penyulut optimisme Barca bakal lebih "hidup" musim ini. Namun, mereka tentu saja tak ingin Messi dan Neymar hanya menjadi konsumsi publik Catalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Barca tak sejemawa itu. Mereka ingin berkomunikasi langsung dengan para penggemar. Persoalan yang dulu sulit dilakukan itu kini setara dengan menjentikkan jari. Dunia terhubung lewat jalur-jalur di social media.
Facebook dan twitter menjadi media sosial ideal untuk berbagi kabar. Lempar komentar bisa dilakukan. Public Relation-nya tinggal bagaimana menyenggol fans lebih akrab. Barcelona punya problem besar. Bahasa ibu klub tersebut tak familiar buat mayoritas penggemar.
Maka, tim social media Barca pun menyediakan pelayanan khusus untuk fan di luar Catalan. Ada satu jimat keramat yang sejatinya sungguh sederhana.
"Di Twitter, kami bikin seperti yang ada tapi dengan nilai plus. Yakni, kami mengembangkan tiga akun resmi. Masing-masing akun konsisten dengan satu bahasa: Inggris, Spanyol, dan Catalan." Ketiga akun itu @fcbarcelona, @fcbarcelona_es dan @fcbarcelona_cat.
Popularitas tim utama yang kian meroket itu pun tak membuat tim social media terlena. Mereka juga membuat akun facebook untuk tim-tim lain di samping tim utama, Barcelona B dan La Masia. Cabang lain juga dipromosikan, yaknis basket, futsal, handball dan hoki.
Persoalan bahasa itu terasa benar menjadi gangguan klub-klub Seri A. Klub-klub Italia itu termasuk "malas" membeberkan aktivitas lewat situs pribadi. Sudah begitu mereka hanya berbagi informasi dengan bahasa Italia.
Head of Web New Media AC Milan Guliano Giorgetti sepakat dengan kebijakan Barca itu. malah dia mengimbau agar klub-klub Italia mau berubah. "Kalau mau menjadi pusat perhatian dunia, sebaiknya klub-klub berkomunikasi dengan berbagai bahasa," kata Giorgetti seperti dilansir Leaders in Digital Sport.
Menurutnya, bahasa Italia tetap digunakan karena fan lokal tak boleh diabaikan. "Bahasa Inggris atau bahasa lain untuk mendapatkan perhatian dari seluruh dunia," kata pria yang sudah bekerja di Rossoneri selama empat tahun itu.
Giorgetti menyarankan bahasa asing yang dipilih berdasarkan kantong-kantong suporter negara lain. "Suporter klub kami di Indonesia sangat aktif di facebook dan twitter. Kami pun membuat situs resmi klub dengan versi bahasa," kata dia.

Sayangnya strategi Giorgetti tak langsung menggugah klub-klub Italia. AS Roma salah satu yang kurang gesit. Namun belakangan I Lupi mulai menyadari harus segera berbenah. Merekapun menunjuk Shergul Arshad menjadi direktur bisnis digital mulai 2012.
Situs klub www.asroma.it bisa dinikmati dengan berbagai bahasa. Facebook dan kawan-kawan sejenis juga diseriusi. "Kami ingin membawa AS Roma lebih dekat kepada penggemar di seluruh dunia. Caranya lewat jalur digital," cetus Arshad kepada BBC.
Sejauh ini, klub-klub top Yang paling akhir "menduniakan" website-nya adalah Manchester City. Belum lama ini situs resmi mereka sudah bisa diakses dalam 11 bahasa, termasuk Indonesia.
Sebelumnya, klub-klub top Eropa umumnya sudah multibahasa dengan situsnya. Real Madrid, Inter, Juventus, Liverpool, dan Chelsea adalah beberapa yang menyediakan fasilitas diakses dalam bahasa Indonesia.

===
Artikel sebelumnya:
Sepakbola di Jagat Maya (Bagian 1): Barcelona Digjaya, MU Masih Meraba-raba
(fem/a2s)