Perwakilan FIBA terdiri dari Predag Bogosavljev (sport & competitions director FIBA), Ingo Weiss (Tresurer FIBA), Frank Leenders (director General, Media & Marketing FIBA). Mereka tiba di Kemenpora sekitar pukul 13.00 WIB.
Setelah itu rombongan menyambangi Istora Senayan dan Hall A Basket untuk melakukan peninjauan, dengan didampingi Ketua Umum KOI Erick Thohir, yang juga Ketua Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara, Ketua PPK GBK Winarto, dan Ketua PB Perbasi Danny Kosasih. Tinjauan itu sendiri berkaitan dengan niat Indonesia mengajukan diri jadi tuan rumah Piala Dunia Basket 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sangat impresif, untuk bisa melihat bangunan yang sudah dibangun sejak 1962, sekarang kita lihat apakah bisa lebih baik untuk basket, karena perlu atap yang tinggi jika ingin menggunakan ini," kata Ingo usai tinjauan.
Istora akan menjadi lokasi pertandingan bulutangkis di Asian Games 2018. Setelah itu, sesuai intstruksi pemerintah, semua venue bisa dipergunakan untuk kejuaraan internasional lainnya di masa akan datang. Salah satunya Piala Dunia Basket.
"Saya berharap, Indonesia bisa memenangkan bidding nanti sebagai tuan rumah untuk kejuaraan basket nanti. Banyak yang mengepektasikan Indonesia bisa menggelar kejuaraan ini," ungkapnya.
Ingo mengatakan bidding tuan rumah piala dunia akan dilaksanakan Agustus 2017. Dalam waktu yang tersisa dua bulan ini, ia mengimbau agar Indonesia bisa menyiapkan semuanya agar mendapat hasil terbaik.
"Banyak tempat di sini, saya kira federasi basket di Indonesia harus melakukan yang terbaik untuk mendapat kesempatan menjadi tuan rumah ini. Kami akan kembali pada Oktober mendatang untuk melakukan evaluasi grup, setelah itu Desember akan kami putuskan siapa yang akan memenangkan bidding nanti," ujarnya.
Indonesia mengajukan tuan rumah Kejuaraan Dunia Basket 2023 sebagai pendamping Filipina. Jika berhasil maka Indonesia akan berperan sebagai tuan rumah babak penyisihan. Jepang juga turut menjadi tuan rumah bersama. Adapun negara lain yang turut mengajukan diri adalah Turki, Rusia, dan Uruguay yang bergabung dengan Argentina.
Indonesia mengajukan tuan rumah Kejuaraan Dunia Basket 2023 sebagai pendamping Filipina. Jika berhasil maka Indonesia akan berperan sebagai tuan rumah babak penyisihan. Jepang juga turut menjadi tuan rumah bersama. Adapun negara lain yang turut mengajukan diri adalah Turki, Rusia, dan Uruguay yang bergabung dengan Argentina.
Dalam tinjauannya ini, FIBA juga memberikan sejumlah catatan, seperti ketinggian langit-langit pintu masuk. Dengan kondisi itu, otomatis Istora yang rencananya akan menjadi venue Piala Dunia 2023 harus mengalami sedikit renovasi.
"Tadi ada permintaan ketinggian. Tahun 2018 akan dimulai Agustus dan selesai September. Itu artinya, kita (Indonesia) masih ada waktu empat sampai lima tahun untuk mempersiapkannya," kata Direktur Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK) Winarto.
"Sementara Asian Games 2018 saja kita persiapan dua tahun, bahkan satu setengah tahun. Jadi lebih dari cukup lah untuk melakukan penyesuaian," ujar dia kemudian.
Sementara itu Erick Thohir mengatakan jika apa yang disiapkan KOI dan GBK adalah sudah sesuai dengan amanat dari Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, untuk memanfaatkan komplek olahraga demi kemajuan bangsa.
"Jadi selain memang untuk memajukan olahraga, dari pemerintah akan mengisi dengan publik area makanya dibangun taman. Dari Perbasi, saya mendukung. Kebetulan saya juga di SEABA saya mendukung negara ini untuk bisa mendunia. Kita sudah melakukan renovasi, Insya Allah Asian Games berjalan baik. Tapi dari Bapak Joko Widodo kan bertanya setelah ini mesti ada apa? mungkin Olimpiade. tapi di antara itu kita harus melakukan apa," kata Erick.
"Nah, kami dari bola basket coba bicara tuan rumah Piala Dunia basket. Ini adalah satu yang prestise karena ini pertama kali kejuaraan dunia di host tiga negara. Kalau bersama Jepang dan Filipina kan bagus, mengingat secara prestasi kita masih kalah dari mereka. Ini jadi intensif buat kita," sebutnya.
(mcy/krs)