Meski diawali keraguan pelaksanaan karena minim sponsor dan prediksi juara yang itu-itu saja, IBL 2017 mampu menjawab dengan baik. Kompetisi itu diikuti 11 klub dan dijalankan pada 20 Januari serta ditutup pada 6 Mei. Beberapa regulasi baru diterapkan agar kompetisi tak berjalan monoton. Di antaranya penggunaan pemain asing dan laga digulirkan dengan sistem home dan away.
Dalam prosesnya, penggunaan pemain asing memnculkan masalah dengan terpinggirkannya pemain-pemain naturalisasi. Selain itu, muncul status tim-tim musafir karena tak memiliki homebase sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang kedua, kami juga menyelenggarakan kompetisi dengan fair. Memang ada komplain dari tim tapi tidak pernah kami memberatkan satu tim mana pun," lanjutnya.
Sementara soal minusnya, Hasan mengakui, secara timelinenya cukup padat sehingga semua persiapan baik tim maupun liga jadi terburu-buru. Selain karena sempat diragukan untuk bergulir, pelaksanaan pelatnas SEA Games menjadi alasannya.
"Tapi ke depannya kami punya waktu yang cukup panjang sehingga kami bisa lebih memperhatikan semuanya lah," ujarnya.
Hasan sendiri tidak menjelaskan secara detail soal keuntungan yang diperoleh setelah selama kurang lebih lima bulan menjalankan kompetisi IBL. Namun, bagi dia, cukup mengembalikan modal yang dikeluarkan sejauh ini.
"Pas-pasan lah. Hanya untuk kembali modal saja. masalah untung ya belum," kata Hasan tanpa menyebut angka.
(mcy/fem)