'Crushbone Bukan Tarkam'
Rabu, 29 Jun 2005 14:48 WIB
Jakarta - Menjelang digelarnya grand final Starmild Crushbone Basketball National Championship 2005, konflik antara penyelenggara Crushbone dengan IBL mulai muncul.Dengan jujur penggagas ajang streetball 3 on 3 ini, Hasani Abdulgani mengaku kalau pihaknya akan segera membicarakan aturan tentang aktivitas pemain IBL yang bermain di even basket selain turnamen tersebut dengan presiden IBL Agus Mauro.Konflik mengemuka setelah IBL menjatuhkan sanksi denda kepada tiga pemain Angsapura Sania yang bermain di ajang Crushbone. Mereka adalah Donald Marpaung, Willy Intan, dan Boy Damanik. Yang menjadi keberatan Crushbone adalah alasan dijatuhkannya sanksi yang belum jelas. Belum lagi, oleh IBL Crushbone sempat disebut sebagai turnamen antar kampung (tarkam) karena tidak mengikuti aturan basket yang umum berlaku. "Belum ada aturan yang melarang pemain IBL ikutan di even basket lain, baru kali ini tiba-tiba saja ada aturan seperti itu. Istilah tarkam itu yang ngungkapin Agus Mauro, dia kebakaran jenggot," kata Hasani dalam jumpa pers di Planet Hollywood, Jakarta Selatan, Rabu (29/6/2005)."Bagaimana bisa dibilang tarkam kalau yang datang 15.000 orang di setiap kota, dan ada penonton yang tidak tertampung masuk ke arena karena penuh. Hari ini saya akan bicarakan dengan Agus Mauro," tukasnya. Crushbone, yang untuk kedua kalinya dilangsungkan di Indonesia, pada tahun ini telah memasuki babak grand final. Ada 8 tim terbaik yang akan bertarung di partai puncak. Di even yang akan digelar hari Sabtu tanggal 2 Juli tersebut ke-8 tim akan memperebutkan hadiah total Rp 140 juta. Ke-8 tim tersebut adalah Bromo 1 (Medan), Andromeda Biru (Padang), Ballers 3 (Jakarta), Si Komo (Bandung), Low Profile dan Matsuka (Malang), Sahabat B (Makassar) dan Ordinary Player (Bali). Acara yang akan dilangsungkan di Plaza Barat Gelora Senayan ini akan dimeriahkan oleh penampilan Streetball Basketball Association dari Amerika Serikat dan penampil lain dengan nuansa hip hop. (mel/)