Ius, panggilan karib Xaverius Prawiro, comeback sebagai pemain profesional akhir tahun lalu. Dia bergabung dengan Pelita Jaya atas ajakan Direktur Teknik klub tersebut, Fictor Gideon Roring.
Kendati istirahat cukup lama, sejak 2015, postur Ius tak berubah. Dia masih ramping. Dalam latihan bersama Pelita jaya pun, pergerakannya masih cepat. Tembakan bola pun masih akurat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ius juga tak demam panggung. Dia relaks sepanjang musim.
Bahkan, kepercayaan Ito, sapaan karib Fictor Gideon Roring, dibayar tuntas oleh Ius. Konstribusi signifikan untuk Pelita membuat dia dinobatkan sebagai pemain terbaik atau MVP musim 2017/2018. Ya, di musim pertamanya comeback, Ius langsung menyabet gelar MVP.
Pelita lolos ke final. Tapi, Ius batal naik podium. Mereka dikalahkan Satria Muda Pertamina di babak final.
Penampilan apik Ius diapresiasi pelatih Timnas, Ito. Dia dipanggil ke pelatnas Asian Games 2018. Melihat statistik sepanjang musim, pemanggilan itu tak memunculkan kaitan dengan relasi Ius dan Ito di Pelita Jaya.
Sebagai gambaran, rerata poin yang dicetak pebasket dengan tubuh tinggi 180 cm itu bisa mencetak 8,8 poin dalam setiap pertandingannya. Begitu juga dengan assist per gamenya dengan reratanya 2,8, serta rebound dalam setiap pertandingan sebanyak 3 kali.
Lagipula, Ito tak menjamin Ius akan terus memercayakan satu slot pemain kepada Ius ke Asian games nanti. Dia tetap harus bersaing dengan rekan-rekannya yang lain untuk mendapat slot di entry by name pada akhir Juni.
"Ya, saya kaget, tidak menyangka, tapi senang. Sebab, sebenarnya waktu main basket lagi, masuk lagi, cuma ingin berkontribusi dalam tim, hanya mencoba memberi pengaruh positif buat tim, dan memberi pengalaman saya waktu saya juara, waktu dengan klub lama saya dulu. Tapi dengan dipanggil timnas itu menjadi bonus buat saya," kata Ius ketika ditemui usai latihan.
Xaverius juga berbicara soal peluang timnya di multievent empat tahunan tersebut, menurutnya kesempatan masih meski berat karena level Indonesia masih di bawah negara-negara Asia.
"Sebenarnya ekspektasi saya pribadi cuma ingin berkontribusi di dalam tim, saya cuma ingin menyalurkan pengalaman saya ke pemain-pemain lain kalau untuk target di Asian Games, ya kami ingin kasih yang terbaik saja. Sebab, jujur saja level kami dengan negara-negara Asia masih di bawah satu sampai dua level," ujar dia.
"Mau dibilang sejago apa, MVP atau apa, ya kita harus jujur loh, realita, saya kasih yang terbaik saja," dia mengungkapkan.
(mcy/fem)
Bahkan, kepercayaan Ito, sapaan karib Fictor Gideon Roring, dibayar tuntas oleh Ius. Konstribusi signifikan untuk Pelita membuat dia dinobatkan sebagai pemain terbaik atau MVP musim 2017/2018. Ya, di musim pertamanya comeback, Ius langsung menyabet gelar MVP.
Pelita lolos ke final. Tapi, Ius batal naik podium. Mereka dikalahkan Satria Muda Pertamina di babak final.
Penampilan apik Ius diapresiasi pelatih Timnas, Ito. Dia dipanggil ke pelatnas Asian Games 2018. Melihat statistik sepanjang musim, pemanggilan itu tak memunculkan kaitan dengan relasi Ius dan Ito di Pelita Jaya.
Sebagai gambaran, rerata poin yang dicetak pebasket dengan tubuh tinggi 180 cm itu bisa mencetak 8,8 poin dalam setiap pertandingannya. Begitu juga dengan assist per gamenya dengan reratanya 2,8, serta rebound dalam setiap pertandingan sebanyak 3 kali.
Lagipula, Ito tak menjamin Ius akan terus memercayakan satu slot pemain kepada Ius ke Asian games nanti. Dia tetap harus bersaing dengan rekan-rekannya yang lain untuk mendapat slot di entry by name pada akhir Juni.
"Ya, saya kaget, tidak menyangka, tapi senang. Sebab, sebenarnya waktu main basket lagi, masuk lagi, cuma ingin berkontribusi dalam tim, hanya mencoba memberi pengaruh positif buat tim, dan memberi pengalaman saya waktu saya juara, waktu dengan klub lama saya dulu. Tapi dengan dipanggil timnas itu menjadi bonus buat saya," kata Ius ketika ditemui usai latihan.
Xaverius juga berbicara soal peluang timnya di multievent empat tahunan tersebut, menurutnya kesempatan masih meski berat karena level Indonesia masih di bawah negara-negara Asia.
"Sebenarnya ekspektasi saya pribadi cuma ingin berkontribusi di dalam tim, saya cuma ingin menyalurkan pengalaman saya ke pemain-pemain lain kalau untuk target di Asian Games, ya kami ingin kasih yang terbaik saja. Sebab, jujur saja level kami dengan negara-negara Asia masih di bawah satu sampai dua level," ujar dia.
"Mau dibilang sejago apa, MVP atau apa, ya kita harus jujur loh, realita, saya kasih yang terbaik saja," dia mengungkapkan.