Yusranie Noory Assipalma atau Ranie Palma mulai mengenal bola basket berkat sang kakak, Lisa Palmae. Kemudian ada peran guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan teman sekolahnya untuk bergabung dengan klub basket.
"Dulu sih awalnya disuruh dribble sama kakak. Cuma dribble, dribble gitu kok asyik," kata Ranie dalam wawancara One on One dengan detikSport.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian, di sekolah, ada guru yang nyuruh ikut basket karena melihat aku tinggi. Eh, kok aku seneng. Pas main kok seru, dapat sorakan dari teman-teman. Jadi, kelihatan keren gitu," ujar perempuan yang lahir di Jakarta pada 29 Februari 1998.
![]() |
Keasyikan itu, lanjut Ranie, mengalahkan suka citanya saat menjalani olahraga lain, di antaranya renang dan bulutangkis. Di basket itu pula dia bisa merasa lebih nyaman ketimbang tampil di konser-konser piano dan ajang lomba menyanyi.
Suatu hari, salah satu teman di sekolah mengajak Ranie untuk bergabung dengan sebuah klub yang berlatih di Lapangan ABC, kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Indonesia Muda.
"Dari klub itulah aku mulai buka jalan untuk lebih serius berlatih basket. Setiap H-1 jadwal latihan aku selalu antusias. Kan jadwal latihan Selasa dan Kamis, setiap Senin dan Rabu itu aku selalu, ayo dong, ayo dong Selasa. Besoknya, ayo dong segera Kamis," dia menambahkan.
Baca Juga: Dua Dunia Pebasket Cantik Ranie Palma
Di klub itulah Ranie berjumpa dengan pelatih yang sangat intens memoles kemampuan dasar basketnya. Syafiq, nama pelatih itu, selalu memotivasi Ranie untuk bisa matang dalam teknik dasar.
Kini, Ranie sudah menjadi skuat Tim nasional basket 3x3 putri setelah melewati proses menjadi bagian tim basket DKI Jakarta.
Kesempatan besar akan dijalani Ranie untuk mewakili Indonesia di Asian Games 2018. Dia tengah digodok bersama pemain-pemain putri lainnya oleh pelatih Wahyu Widayat Jati.
(fem/cas)