PP Perbasi terus menggeber persiapan Timnas basket putra menuju FIBA World Cup 2023. Mereka juga menggelar rapat terkait program percepatan Timnas dan kompetisi.
Dari rapat tersebut, salah satu upaya untuk mendongkrak performa pemain Timnas adalah melalui peningkatan kualitas IBL. Sebagai gambaran, Timnas masuk dalam salah satu perserta kompetisi meski hanya sampai reguler season.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, agar kompetisi tetap berjalan ketat, pemain asing dalam setiap klub pun diputuskan untuk ditambah. Dari liga sebelumnya hanya memperbolehkan belanja dua pemain asing, kini menjadi tiga.
"Kembali lagi lihat kasusnya. Tahun ini, IBL beda karena Timnas turut berlaga. Pemain-pemain terbaik dari berbagai klub kan adanya di timnas, jadi ada ketimpangan lah. Dengan tiga pemain asing ini diharapkan bisa menambal," kata Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah di Hotel Fairmont, Jakarta.
"Kedua, dengan kondisi yang lebih intensif. Kami lihat pertandingan musim lalu seperti yang tidak kami inginkan lah seperti pemain asing itu cedera. Jadinya jomplang. Seharusnya kompetisi bisa terus menarik sampai habis. Kalau ada yang cedera, ada replacement-nya bisa lebih baik," dia menambahkan.
Meski demikian, Junas mengatakan, tiap klub tidak boleh menurunkan tiga pemain asing tersebut dalam waktu bersamaan. Tetapi hanya dua saja yang diperbolehkan turun, sedangkan sisanya berada di bangku cadangan.
Baca juga: Stapac Jakarta Resmi Mundur dari IBL |
"Sama di negara lain juga gitu. Adanya pemain asing agar pemain lokalnya bangkit. Bisa jadi di musim ke berapa bisa kembali ke dua pemain asing lagi," ujar dia.
Menyoal ukuran tinggi yang dipilih pemain asing, Junas menjelaskan, harus maksimal 2 meter.
"Kalau sebelumnya kan dua pemain saja, yang satu small man dan big man. Untuk sekarang ketiganya bebas, yang penting di bawah 200 sentimeter," kata Junas.
"Sementara salary cap tiap klub itu 6.000 dolar (perbulan). Jsdi terserah, pemain A misal 3.000 dollar, B 2.000 dollar, C 1.000 dollar," dia melanjutkan.
(mcy/rin)