Lester Prosper dan Brandon Jawato, dua pemain naturalisasi di timnas Basket, masih belum dapat paspor Indonesia. Padahal ada laga Kualifikasi FIBA Asia 2021 windows kedua bulan depan.
Indonesia akan menghadapi Thailand dan Korea pada laga lanjutan Kualifikasi FIBA Asia 2021. Pada pertandingan tersebut, Prosper dan Jawato diperlukan untuk memperbaiki peringkat Indonesia di klasemen kualifikasi.
Diketahui, Indonesia saat ini berada di posisi ketiga Grup A dengan poin 146/209 dalam dua laga yang mereka lakoni. Mereka di bawah Korea dan Filipina. Sedangkan Thailand berada di peringkat empat, namun baru sekali berlaga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada windows pertama yang bergulir Februari lalu, skuad Rajko Toroman babak belur dari Filipina dan Korea. Timnas Basket kalah telak dengan skor 70-100 dan 76-109 di rumah sendiri. Saat itu, Prosper dan Jawato batal tampil karena masih proses naturalisasi.
Nah, dengan masih menyisakan dua windows, Perbasi berharap dua pemain naturalisasinya bisa mendapat paspor lebih cepat. Apalagi, proses naturalisasi kedua pebasket itu telah disetujui Komisi III DPR.
"Iya, ini DPR masih reses sampai 8 November. Kemungkinan setelah itu bisa dikejar saat rapat dengan Komisi X. Artinya, kami minta DPR untuk bisa memberi kelonggaran untuk mereka berdua mendapat paspornya," kata Manajer Timnas basket Fareza Tamrella, kepada detikSport, Rabu (21/10/2020).
Bukan tanpa alasan ia mengatakan demikian. Perbasi kini berpacu dengan waktu entry by name yang dibuka awal bulan depan. Pria yang karib disapa Mocha itu menjelaskan untuk bisa memasukkan dua pebasket naturalisasinya ke daftar susunan pemain Timnas Basket dibutuhkan paspor.
Selain itu, mereka juga telah merencanakan untuk bertolak ke negara tuan rumah pada 22-24 November. "Tapi FIBA kan belum konfirmasi negaranya (yang akan menjadi tuan rumah)," ujarnya.
Sebelumnya, FIBA sempat mengisyaratkan Thailand menjadi tuan rumah lanjutan kualifikasi usai mengumumkan rencana penerapan sistem bubble. Hal ini bertujuan untuk menekan kasus virus corona, juga menghindari pemain berpindah-pindah tempat dan interaksi dengan orang banyak.
"Makanya, kami masih menunggu juga terkait itu (lokasi penyelenggaraannya). Apalagi negara-negara masih tertutup (karena pandemi Corona)," ujarnya.
"Kalau soal protokol kesehatan dari FIBA menyarankan tiga hari sebelum berangkat para pemain harus tes swab. Sementara untuk karantinanya tergantung kebijakan panitia," dia menambahkan.