Peluang Indonesia lolos melalui kualifikasi FIBA World Cup 2023 kian tertutup. Itu setelah mereka kembali menelan dua kekalahan.
Indonesia sejatinya mengusung kemenangan di window II melawan Arab Saudi dan Yordania pada 24 Februari dan 27 Februari. Mereka wajib menang demi menjaga kans lolos melalui kualifikasi. Namun, dari dua laga itu keduanya tak ada yang berhasil. Setelah takluk 66-95 dari Arab Saudi, Abraham Damar dkk juga dibungkam Yordania dengan skor 64-94.
Kekagalan ini tak hanya membuat kans Timnas semakin tertutup, tapi juga membuat posisi skuad Merah-Putih kian terpuruk di posisi buncit (keempat) Grup C kualifikasi FIBA World Cup 2023. Sekalipun, menyisakan dua pertandingan melawan Arab Saudi dan Yordania di Jakarta medio tahun ini.
"Kami memang menyisakan dua game lagi di Jakarta tapi tidak akan banyak membantu ke FIBA World Cup. Target kami saat ini fokus ke FIBA Asia Cup untuk ke FIBA World Cup 2023. Tentu butuh persiapan lebih matang dan lebih lama agar lebih maksimal," kata Rajko dalam rilis Perbasi, Senin (28/2/2022).
"Kami yakin bisa lakukan lebih baik apalagi dari sini kami mendapatkan dua pemain segar Yudha (Saputera) dan (Muhamad) Arighi untuk FIBA Asia Cup nanti," lanjutnya.
Baca juga: Update Seri IBL 2022: Tim Tunggu Hasil PCR |
Yordania Layak Menang
Dalam pertandingan terakhir melawan Yordania kemarin malam, Abraham Damar Grahita menjadi pengoleksi poin terbanyak dengan 24 angka, 2 rebound dan empat asis. Di bawahnya Ada Brandon Jawato dengan sumbangan 12 angka dan lima rebound. Sedangkan dari Jordania, Amin Abuhawwas menjadi pencetak poin terbanyak dengan 17 poin dan 6 rebound.
Namun, koleksi 24 poin dari Abraham Damar Grahita belum mampu selamatkan Indonesia dari kekalahan kedua pada lawatan ke Timur Tengah. "Memang ini bukan situasi mudah bagi kami. Sebagian besar pemain sebelumnya terpapar Corona termasuk saya. Tapi ini bukan alasan karena memang Jordania layak untuk menang," Abraham menjelaskan.
Yordania memiliki rangking lebih baik dari Indonesia karena mereka berada di posisi 39. Sementara Indonesia di posisi 91. Diakui Abraham, perbedaan rangking itu menunjukkan Yordania memiliki sistem level permainan lebih baik.
Meski perbedaan level jauh, namun sejatinya Indonesia tidak kalah baik dalam permainan. Bahkan, Indonesia sempat mengawali permainan dengan baik di kuarter pertama. Brandon Jawato membuka kran poin Indonesia dengan three point. Kemudian poin ini dikejar Yordania dengan dua angka yang selanjutnya dibalas lagi oleh Abraham Damar Grahita melalui tembakan dua angka juga.
Namun tidak efektifnya tembakan pemain Indonesia membuat Yordania di atas angin. Mereka melakukan berbagai percobaan dan akurasinya bagus sehingga mampu menutup kuarter pertama dengan kedudukan 24-15.
Memasuki kuarter kedua, Yordania semakin baik mainnya. Mereka rajin produksi poin melalui tembakan tiga angka. Pemain Indonesia yang berusaha mengimbangi gagal, karena lawan terlalu tangguh sehingga mampu mendominasi dan menutup kuarter kedua dengan 42-29.
Yordania semakin rapi mainnya setelah turun minum. Timnas berusaha mengimbanginya. Pada kuarter ini Indonesia menambah 14 angka sementara Yordania memproduksi 30 poin.
Pada kuarter keempat, pasukan Merah-Putih berusaha bangkit. Mereka membuka permainan dengan tiga angka. Tanpa Lester Prosper, permainan lebih rapi dan efisien. Pada kuarter ini Indonesia mampu koleksi 21 angka dan 22 poin untuk Yordania sehingga pertandingan disudahi dengan kedudukan 94-64 untuk Yordania.
"Lester tidak bermain baik. Dia tidak bisa membantu kami menggalang pertahanan di inside sehingga kita lebih banyak defense di outside. Tapi di kuarter terakhir, pemain bermain bagus. Pembagian bola bagus dan shooting oke," kata Rajko Toroman.
(mcy/aff)