Persiapan kelanjutan pelaksanaan seri reguler IBL 2022 memasuki tahap akhir. Para pemain tinggal menunggu hasil PCR kedua dan ketiga untuk memasuki bubble.
Setelah kompetisi basket diputuskan berlanjut mulai 3 sampai 31 Maret di Gedung Basket Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, manajemen IBL memang langsung menerapkan cek berkala kepada seluruh tim.
Tepat pada Minggu (27/2/2022), ke-16 tim melakukan tes PCR kedua untuk memastikan kondisi terkini para pemain dan ofisial yang akan masuk dalam sistem bubble. Sebelumnya, mereka sudah menerapkan hal yang sama pada 22 Februari lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti jika semua yang sudah dapat hasil negatif dua kali, maka akan mendapat clearance untuk berangkat. Mereka akan tiba (di lokasi bubble Hotel Atlet Century Senayan) tanggal 1 Maret, kemudian di lokasi bubble akan ada PCR ketiga. Kalau hasilnya negatif, mereka boleh beraktivitas (berlatih dan bertanding)," kata Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah kepada detikSport.
"Karena tanggal 1 Maret itu perkiraan serentak masuk bubble. Lalu 2 Maret itu selesai (keluar hasil PCRnya), nah siangnya sudah bisa mulai latihan di GBK arena dan lapangan Hall Basket," lanjutnya.
Junas sendiri mengatakan jika secara operasional mereka tak mengalami kesulitan yang signifikan. Terlebih, sebelumnya mereka pernah melakukan sistem gelembung yang sama saat seri I Jakarta. Hanya saja, kali ini banyak hal yang lebih disesuaikan dan diperketat untuk protokol kesehatannya.
"Seperti penggunaan masker, saat ini kami lebih spesifik. Artinya, selama perjalanan menggunakan masker KN95. Pengetatan hal lain, seperti meja makan yang diatur, misalnya hanya diisi dua sampai empat orang, tidak beramai-ramai dan makan pun hanya dengan setim sekamar," dia menjelaskan.
"Kemudian assesment kesehatan juga diperketat. Setiap hari, setiap pagi, semua Satgas masing-masing tim harus melaporkan kondisi. Jadi jangan begitu tak enak badan baru lapor. Ada tidak ada kondisi setiap hari harus lapor. Jadi mitigasinya yang ingin kami kencangkan di awal. Bukan setelah kejadian," lanjutnya.
Hal lain yang juga menjadi perhatian manajemen liga adalah tim di hotel juga dipastikan tak bertatap langsung dengan tamu umum. Sebab, lift, lantai tempat tinggal tim, dan ruangan makan dibedakan dengan tamu umum.
"Kami membagi dua antara area depan dan belakang hotel. Area depan memang untuk umum, tapi jumlah umum lebih sedikit dibandingkan populasi kita. Jadi tim IBL tak akan bersentuhan dengan umum. Selain itu, kami juga gunakan dua lift yang memang khusus untuk IBL dan lift umum dikunci. Jadi tidak bisa tiba-tiba sengaja berhenti di lantai tim, begitu pun untuk area tenis dan gym semua full untuk atlet IBL."
Menyoal sarapan dan makan tim, manajemen telah menyiapkan area atau ruangan di setiap lantai agar para pemaim dan ofisial tidak berhubungan langsung dengan tamu umum.
"Kemudian aturan lain ada yang harus kami sesuaikan karena pedoman IBL selalu mengikuti aturan FIBA, pemerintah, Satgas. Contoh aturan karantina dari 10 hari, 7 hari, menjadi 5 hari. Ini yang kami ikuti, apalagi akan ada pergantian pemain asing juga," kata Junas.