Rakernas Perbasi 2023 : Erick Thohir Soroti Tiga Kelemahan Ini

ADVERTISEMENT

Rakernas Perbasi 2023 : Erick Thohir Soroti Tiga Kelemahan Ini

Mercy Raya - Sport
Rabu, 08 Feb 2023 10:51 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir mendaftarkan diri menjadi Ketum PSSI. Sederet figur publik seperti Kaesang Pangarep hingga Raffi Ahmad ikut mendampingi Erick Thohir.
Menteri BUMN RI sekaligus anggota FIBA Board Member, Erick Thohir. (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Erick Thohir menyoroti tiga kelemahan basket Indonesia dalam Rakernas PP Perbasi. Apa saja yang disorot anggota FIBA Board Member itu?

Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) secara resmi menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas), Selasa (7/2/2023). Erick Thohir memberi pesan-pesannya dalam acara tersebut.

Seperti diketahui, Rakernas dilakukan untuk mempersiapkan sejumlah event bola basket pada tahun ini. Sejumlah program baik jangka pendek maupun panjang akan dilakukan demi perkembangan olahraga basket yang maju dan bertujuan untuk tampil di multi ajang yang tinggi, yaitu Olimpiade.

Akan tetapi menuju ke Olimpiade, tidak mudah dengan hanya bermodalkan menjadi juara di SEA Games. PP Perbasi juga harus memperbaiki sejumlah hal yang selama ini menjadi kelemahan basket Indonesia sulit berkembang.

Salah satunya mengenai ketersediaan data base. Erick Thohir menyebut data base menjadi hal paling penting untuk diperbaiki saat ini.

"Ujung tombak dari pembinaan tentu di daerah, tetapi ada tiga kelemahan. Nah, ini yang saya rasa ini harus diperbaiki. Satu data base," kata Erick saat di Hotel Atlet Century, Jakarta.

"Data base itu penting dan harus berani meng-upload menjadi sebuah data bersama, karena ini menjadi hal-hal yang bisa memprediksi peningkatan pelatih, wasit, dan pemain. Selain itu juga meminimalkan risiko bajak membajak, yang itu tidak boleh menjadi tren di basket," lanjutnya.

"Jadi saya minta data base. Tolong segera bersama Telkom untuk membangun data base. Kita sudah berhasil membangun PeduliLindungi, jadi seharusnya ini mudah. Kerjaan dua bulan beres. Itu E-Katalog yang dibangun LKPP juga Telkom, jadi mudah. Jadi supaya jangan KKN ada kompensasinya apa? Kan itu ada modal yang harus dilakukan."

"Yang kedua, dengan ada rapat hari ini, tadi pemetaan, pembinaan, dan juga klasifikasi yang bapak-bapak mau ciptakan. Tapi bisa tidak? mulai dari nol. Misalnya, PON ada pembatasan usia," tantang Erick.

"Memang ini pasti sakit tapi kembali kita bicara masa depan. Karena kesulitan yang dihadapi jika PON tidak menjadi jenjang, bagaimana SEA Games, Asian Games, atau pun tadi yang disampaikan Olimpiade, dapat menjadi keberlangsungan pembinaan secara menyeluruh?"

"Toh, di IBL sendiri sekarang kesulitan. Apa? dengan banyaknya klub, pemain usia 38 tahun - 40 tahun main lagi. Artinya apa? Adanya stagnasi dari atlet baru. Ini bahaya."

"Belum lagi, kalau saya bercanda dengan Ketua Umum Perbasi, susah sekali mencari point guard. Sudah (cari pemain) yang tinggi susah, yang kecil susah, jangan-jangan kita salah bina bola basket."

"Artinya apa? peta biru yang tadi diusulkan, selain data base, memang harus diterapkan di provinsi. Tentu dengan pembinaan yang berkelanjutan seperti PON dan lain-lainnya. Nanti kalau tidak keduluan sepakbola lo," kata Erick yang juga Menteri BUMN ini.

[Halaman Selanjutnya: Mempopulerkan Basket Indonesia di Perkotaan]

Simak juga Video: Prancis Kalahkan Tim Basket Amerika Serikat di Olimpiade Tokyo

[Gambas:Video 20detik]



ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT