Respons Pemilik Louvre Surabaya soal Kasus Match Fixing Klubnya

ADVERTISEMENT

Respons Pemilik Louvre Surabaya soal Kasus Match Fixing Klubnya

Mercy Raya - Sport
Jumat, 24 Feb 2023 11:33 WIB
SALT LAKE CITY, UT - OCTOBER 2: General view of a NBA referee holding a game ball at Vivint Smart Home Arena on October 2, 2017 in Salt Lake City, Utah. NOTE TO USER: User expressly acknowledges and agrees that, by downloading and or using this photograph, User is consenting to the terms and conditions of the Getty Images License Agreement. (Photo by Gene Sweeney Jr./Getty Images) *** Local Caption ***
Foto: Gene Sweeney Jr./Getty Images
Jakarta -

Pemilik klub Louvre Surabaya Erick Herlangga memberikan responsnya terkait dugaan klubnya terlibat kasus match fixing dalam laga ASEAN Basketball League (ABL) Invitational 2023. Apa katanya?

Louvre Surabaya seperti diketahui dibekukan sementara oleh Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) terkait adanya dugaan melakukan match fixing dalam kompetisi ABL.

PP Perbasi mengklaim jika dugaan tersebut muncul saat penyelenggaraan seri ABL 2023 di Batam, bulan lalu.

Louvre sendiri sebagai pihak yang terlibat, telah hadir secara langsung bertemu PP Perbasi, untuk diminta klarifikasinya terkait kasus tersebut. Pertemuan berlangsung di Kantor PP Perbasi, Lantai 8 GBK Arena, Senayan, pada Kamis (23/2).

Akan tetapi, pertemuan itu belum memutuskan hasil yang bulat. Melainkan, pembekuan sementara kepada Louvre karena proses investigasi kasus tersebut masih berlangsung.

Louvre sebagai pihak yang diduga, merasa kecewa dengan keputusan yang dibuat PP Perbasi. Apalagi, saat pemanggilan pihaknya tidak dijelaskan secara rinci pokok pembahasannya.

"Kami selaku Manajemen Louvre baru saja menghadiri rapat di kantor pusat Perbasi di mana dalam pertemuan ini dihadiri oleh Ketua Umum dan Sekjen Perbasi, didampingi oleh Bagian Hukum Perbasi, dan juga Penasehat Hukum Louvre Rinto Wardana. Adapun agenda pertemuan tidak dijelaskan oleh pihak Perbasi, namun dalam pertemuan tersebut sudah banyak wartawan yang sudah di panggil dari siang hari," kata Erick seperti dalam keterangan tertulis yang diterima detikSport, pada Jumat (24/2/2023).

"Perbasi mencecar kami, seperti kami sudah bersalah, untuk membuktikan persoalan tuduhan kepada Louvre dari sebuah pesan berantai," ujarnya.

Bagi Erick, tuduhan ini sangat serius. Terlebih pada saat yang sama, induk organisasi bola basket nasional itu juga melayangkan Surat Keputusan (SK) berisi pembekuan sementara kegiatan Louvre dengan alasan dan pertimbangan, Louvre melakukan pelanggaran kode etik.

"Padahal, kami baru didengar keterangan kami dalam pertemuan yang baru saja dihelat," ucap Erick.

"Perbasi telah membuat kesimpulan bahwa Louvre telah melakukan pelanggaran sementara mereka masih melakukan investigasi," ujarnya.

Erick pun menyesalkan keputusan tersebut yang dinilai terlalu terburu-buru.

"Bagaimana mungkin mereka bisa menerapkan sanksi sementara mereka belum memiliki bukti-bukti valid atas pelanggaran yang dituduhkan? Apalagi hanya karena satu pesan berantai tanpa tahu kebenarannya," katanya.

"Hal ini sangat kami sesalkan dan sangat terburu-buru. Oleh karena itu, kami akan melakukan tindakan pembelaan yang kami anggap perlu, termasuk melaporkan kepada pihak berwajib pemberi pesan berantai misterius yang menjadi dasar Perbasi memberikan suspend," Erick mempertegas.

(mcy/aff)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT