Diduga Terlibat Match Fixing di ABL, Louvre Surabaya Dibekukan

ADVERTISEMENT

Diduga Terlibat Match Fixing di ABL, Louvre Surabaya Dibekukan

Mercy Raya - Sport
Kamis, 23 Feb 2023 22:56 WIB
Louvre Surabaya
Louvre Surabaya terkena skandal Match Fixing di ABL 2023 (Instagram @teamlouvre)
Jakarta -

Kabar buruk datang dari basket Indonesia. Louvre Surabaya dibekukan sementara karena diduga terlibat kasus pengaturan skor di ABL 2023.

Klub milik Erick Herlangga itu jadi wakil Indonesia di ASEAN Basketball League 2023, untuk bersaing dengan tujuh tim lainnya. Sayangnya sejauh ini performa tim tersebut masih jauh dari harapan karena baru sekali menang dari delapan gim dan terpuruk di posisi ketujuh.

Belum juga bisa memperbaiki performanya, Louvre dihantam kabar buruk lagi karena status mereka dibekukan sementara waktu. Ini terkait dugaan match fixing yang melibatkan klub berlogo buaya tersebut di seri Batam 12-18 Januari.

Hal itu disampaikan Ketua Umum PP Perbasi Danny Kosasih dan Sekretaris Jenderal Nirmala Dewi usai melakukan pertemuan dengan Louvre Surabaya serta Pengprov Jawa Timur dan Pengkot Surabaya di Kantor Perbasi, GBK Arena, Jakarta, pada Kamis (23/2/2023) malam.

"Jadi kami baru saja menggelar pertemuan dengan Louvre yang mengikuti kompetisi ABL di beberapa negara. Jadi dari beberapa kompetisi yang mereka jalani selama ini, terdapat beberapa pelanggaran yang saat ini federasi sedang investigasi atas dasar laporan beberapa pihak," kata Nirmala dalam jumpa persnya.

"Karena ini menurut kami sangat serius sekali dan kami tak ingin ini berkembang serta terjadi pada klub lain, maka untuk sementara kami umumkan bahwa klub atas nama Louvre Surabaya itu sementara waktu kami bekukan, sehingga klub tak bisa mengikuti pertandingan atau kompetisi baik dalam negeri, luar negeri, dan kompetisi apapun. Hukuman ini berlaku untuk klub dan manajemennya," Nirmala menambahkan.

Nirmala mengatakan jika pihaknya telah melakukan investigasi sejak beberapa pekan terakhir, sembari mendiskusikan masalah tersebut di internal federasi. Maka dari itu Perbasi memutuskan memanggil pemilik klub untuk dimintai keterangannya hari ini.

"Jadi awalnya laporan kemudian kami investigasi dan kami akan kami investigasi terus sampai ke tingkat pemain dan manajemen," ujarnya.

"Saya cukup senang Louvre cukup kooperatif kepada kami, dan saat ini kami masih menunggu apa lagi yang ingin mereka jelaskan kepada Perbasi, sehingga dapat kesimpulan dari hasil investigasi ini."

"Tapi tentu dalam menjalankan investigasi ini harus membekukan klub karena kami tak mau ada pemanggilan, kemudian lagi ada pertandingan dan itu tak baik bagi semua pihak," dia mengungkapkan.

"Tentu sebagai klub tak terima tapi kami menunggu mereka untuk memberikan bahan kepada kita. Ini bukan hal mudah tapi harus kami lakukan. Jika ada pembiaran di sini, bisa jadi federasi yang ditegur FIBA dan dampaknya bisa kemana-mana," lanjutnya.

PP Perbasi masih akan mengumpulkan informasi yang akan diberikan Louvre Surabaya pada awal pekan depan. Menyoal besar kecilnya sanksi jika terbukti Louvre melakukan pelanggaran, Nirmala enggan berspekulasi.

"Saya enggak bisa bicara dulu karena besar kecilnya (hukuman) tergantung kesimpulan akhir karena ini masuk investigasi. Nanti kami panggil pemain dan beberapa pihak. Yang pasti kalau tak ambil langkah dan aduan seterusnya justru federasi yang salah," tuturnya.

"Dan kami sudah bersepakat dengan pemilik Louvre bahwa urusan yang disampaikan match fixing akan sama-sama kita perangi bersama. Jadi kami menunggu dokumen apa yang diberikan Louvre Surabaya. Jadi ini adalah langkah federasi dalam rangka menjaga dunia basket untuk tetap baik dan bersih."



Simak Video "Menpora Sebut Jokowi Ingin Lihat Sepakbola Indonesia Maju"
[Gambas:Video 20detik]
(mcy/mrp)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT