Mengapa Rio Harus Bayar untuk Membalap di F1?

Mengapa Rio Harus Bayar untuk Membalap di F1?

Rossi Finza Noor - Sport
Jumat, 19 Feb 2016 13:28 WIB
detikSport/Rengga Sancaya
Jakarta -

Salah satu pertanyaan yang muncul di balik suksesnya Rio Haryanto menembus dunia Formula 1 adalah: Mengapa ia harus membayar untuk bisa mendapatkan kursi pebalap?

Rio harus membayar uang sponsor senilai 15 juta euro kepada tim yang akan dibelanya musim ini, Manor Racing. Nilai 15 juta euro itu jugalah yang bikin salah satu pesaing Rio untuk mendapatkan kursi pebalap Manor, Will Stevens, mundur teratur.

Stevens, seperti diberitakan The Telegraph, mengajukan paket sponsor senilai 7 juta euro, sesuai dengan harga yang ia bayarkan kepada Manor musim lalu. Setelah melalui pembicaraan alot, Stevens akhirnya memutuskan untuk tidak membalap di F1 musim ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, rekan setim Rio di Manor, Pascal Wehrlein, hanya membayar 5 juta euro. Wehrlein, yang merupakan pebalap binaan Mercedes, membayar lebih murah karena datang membawa paket dari Mercedes --yang musim ini menjadi pemasok mesin untuk Manor.

Dunia balap mengenal istilah untuk pebalap-pebalap seperti Stevens, Wehrlein, dan juga Rio. Mereka menyebutnya sebagai 'pay driver'.

'Pay driver' adalah sebuah kelaziman dalam dunia balap F1. Bahkan, pebalap seperti Fernando Alonso atau mantan-mantan pebalap seperti Michael Schumacher dan Niki Lauda mengawali kariernya sebagai 'pay driver'.

Dengan menjadi 'pay driver', Alonso, Schumacher, dan Lauda, membeli jalannya sendiri untuk tampil di lintasan F1. Pada kelanjutannya, mereka membuktikan bahwa mereka punya kemampuan dan punya nilai jual sehingga akhirnya bisa pindah ke tim yang lebih besar.

Beberapa tim papan tengah atau yang lebih kecil menggunakan model 'pay driver' ini mengingat mahalnya biaya untuk berkompetisi di F1. Sebagai gambaran, untuk keperluan bahan bakar selama satu musim, yang kira-kira sebanyak 200 ribu liter tiap musim, menghabiskan sekitar 400 ribu euro (Rp 6 miliar) tiap tahun. Manor sendiri diperkirakan mengeluarkan biaya sebesar 83 juta euro sepanjang 2015.

Ini berbeda dengan tim-tim besar yang punya cukup nilai jual dan pemasukan yang besar sehingga bisa membiayai diri sendiri. Sedikit pengecualian bisa diberikan kepada Ferrari, yang mengontrak Alonso sebagai pebalapnya lantaran ia membawa serta Santander sebagai sponsor ke tim asal Italia itu.

[Baca Juga: Ini Gambaran Mahalnya Berkompetisi di F1]

Khusus Rio, ia mendapatkan sokongan dana sebesar 5 juta euro dari Pertamina, yang dibayarkan secara bertahap. Dari 15 juta euro, Rio baru menyetorkan 3 juta euro sebagai uang panjar. Sisa dana sponsor untuk Manor masih diusahakan oleh tim manajemen Rio. Beberapa pengusaha --termasuk Sandiaga Uno-- dan BUMN mengaku tertarik untuk menyokongnya.

"Kami sudah setor, dua tahapan. Waktu itu 2,25 juta euro. Dalam kontrak setelah 3 kali race total semuanya. Jadi, sesuai dengan komitmen, Pertamina (memberikan) 5 juta euro," ujar Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Wianda Pusponegoro, pada konferensi pers di Gedung Utama Pertamina Pusat, Jakarta, Kamis (18/2/2016).

"Melihat prestasi Rio, semoga ada BUMN lain mau membantu Rio. Kemarin masih ada ketidakpastian tampil atau tidaknya. Selanjutnya saya akan laporkan ke Ibu Menteri. Rio ini tidak bisa jalan sendirian," kata Perwakilan BUMN, Edwin Abduloh.

Di 2011 Pastor Maldonado dapat dukungan dana 30 juta poundsterling setahun dari perusahaan minyak nasional di Venezuela, kesepakatan yang secara pribadi didukung oleh Presiden Hugo Chavez. Ada juga Sergio Perez yang didukung jutaan dolar dari Telmex, perusahan telekomunikasi nasional Meksiko. Juan Manuel Fangio, pemilik lima gelar juara dunia, juga dapat dana dari Pemerintahan Juan Peron.

Meski mendapatkan bayaran dari pebalap, bukan berarti tim-tim itu sembarangan menerima pebalap. Mereka juga melihat-lihat kemampuan si pebalap.

Rio meyakinkan Manor lewat tes di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada Desember 2015. Rio melakoni tes bersama development driver milik Manor, Jordan King, dan tampil lebih cepat dari King pada tes tersebut.

Untuk musim pertamanya di F1, Rio memasang target untuk dapat poin dan tampil lebih baik daripada Wehrlein. Dari Manor, ia dapat target untuk naik ke papan tengah. Sebabnya, Wehrlein cukup lama tidak membalap di single seater. Sebelum ini, Wehrlein tiga tahun membalap di DTM (Deutsche Tourenwagen Masters).

"Dia sudah masuk duluan dari saya. Dia junior Mercedes, pebalap binaan Mercedes, dan punya ilmu yang lebih dari saya. Dia tiga tahun di DTM. Saya di GP2, sangat dekat dengan F1. Ada sedikit keuntungan," kata Rio.



(roz/din)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads