Pebalap Indonesia, Rio Haryanto, masih membutuhkan tambahan dana besar untuk berkiprah di ajang Formula 1. Rencana bantuan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga menjadi perdebatan, opsi-opsi ini bisa menjadi alternatif.
Rio butuh uang sebesar 15 juta euro untuk mengamankan satu kursi di tim Manor. Dari kebutuhan itu, Pertamina sudah bersedia memberi dana sebanyak lima juta euro. Itu berarti masih ada kekurangan sebesar 10 juta euro.
Kekurangan dana itu masih diupayakan. Rio disebut masih diberi waktu hingga bulan Mei untuk memenuhi sisa dana yang diminta Manor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai rencana pemerintah yang akan memberikan bantuan dana sebesar itu, pemerhati olahraga, Ari Junaedi, mengungkapkan pandangannya.
"Andai dana untuk Rio benar-benar cair, ini seharusnya menjadi yang pertama dan terakhir untuk pemerintah mengeluarkan dana besar. Untuk kali ini, mungkin karena waktunya mepet. Untuk di masa mendatang, masyarakat harus lebih banyak dilibatkan," ungkap Ari saat berbincang dengan detikSport lewat sambungan telepon, Jumat (19/2/2015).
![]() |
Ari mempunyai solusi untuk itu. BUMN peraup laba diharapkan bisa berperan aktif membantu Rio. Dukungan dari masyarakat juga bisa dimaksimalkan
Kementerian BUMN merilis data pada bulan Mei tahun lalu bahwa ada 92 dari 119 BUMN meraih laba. Bank Rakyat Indonesia ada di peringkat pertama dengan laba Rp 24,25 triliun, Telkom ada di posisi kedua dengan raupan Rp 21,44 triliun, dan Bank Mandiri ada di posisi tiga dengan capaian untung Rp 20,65 triliun.
"BUMN-BUMN yang memetik keuntungan harus membantu Rio. Jasa Marga sebagai contohnya. Korporasi swasta juga harus dilibatkan," ungkap Ari.
"Menpora bisa memimpin penggalangan dana '10 ribu untuk Rio' misalnya. Kalau ada 50 juta penduduk Indonesia yang menyumbang, jumlahnya nanti luar biasa," tambahnya.
Tak lupa, Ari juga memberikan selamat untuk Rio atas keberhasilan masuk ke ajang adu cepat 'jet darat'.
"Ini merupakan sejarah baru. Seorang anak bangsa bisa menembus ajang balap Formula 1. Dia membuktikan bahwa pemuda Indonesia mempunyai potensi tak cuma di badminton dan juga balap motor," imbuhnya.
Pihak BUMN pun sebenarnya juga sudah berusaha membantu. Dengan 'pancingan' dari Pertamina, diharapkan BUMN lainnya bisa tergerak hatinya.
"Melihat prestasi Rio, semoga ada BUMN lain mau membantu Rio. Kemarin masih ada ketidakpastian tampil atau tidaknya. Selanjutnya saya akan laporkan ke Ibu Menteri. Rio ini tidak bisa jalan sendirian," kata Perwakilan BUMN, Edwin Abduloh, Kamis kemarin.












































