Manor saat ini telah diserahkan oleh sang pemilik yakni Stephen Fitzpatrick ke firma bisnis Inggris, FRP Advisory. Ini adalah salah satu firma yang spesialis dalam hal restrukturisasi, pemulihan, dan kepailitan.
Salah seorang administrator FRP, Geoff Rowley, menyebut manajemen Manor tak punya pilihan lain untuk menyerahkan tim ke pihaknya, karena tuntutan pembiayaan yang tinggi di F1 dan kegagalan mendapatkan suntikan dana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tim manajemen senior sudah bekerja tanpa lelah untuk mendatangkan investasi baru, tapi disayangkan tak mampu melakukannya dalam waktu yang tersedia," imbuhnya.
Manor juga sebelumnya pernah mengalami hal serupa pada musim dingin 2014/2015, kala itu masih bernama Marussia dan terjerat utang 35 juta poundsterling. FRP juga yang menangani kasusnya. Mereka kemudian diubah namanya menjadi Manor setelah Fitzpatrick datang sebagai pembeli.
Situasi Manor kali ini menjadi rumit kurang lebih setelah musim lalu mendapatkan pukulan telak jelang seri terakhir. Mereka menuntaskan musim di posisi 11 alias buncit di klasemen konstruktor, setelah dilewati Sauber yang tertolong hasil finis ke-9 Felipe Nasr di Brasil.
Itu membuat Manor kehilangan uang hadiah sebesar 10 juta pounds, dana yang bisa mengamankan posisi di musim baru. BBC melaporkan hasil itu turut memengaruhi calon pebalap dan sponsor untuk menanamkan uang.
"Untuk sebagian besar jalannya musim, kami ada di trek yang benar. Tapi balapan dramatis di Brasil mengakhiri harapan kami untuk finis ke-10 dan pada akhirnya membawa tim ke situasi diragukan untuk balapan di 2017," ujar Fitzpatrick.
"Kami membuat progresi besar di dalam dan di luar lintasan, tapi pada akhirnya itu tidak cukup."
Manor jadi bagian sejarah Indonesia, ketika menjadi tunggangan Rio Haryanto di musim 2016 lalu untuk jadi pebalap pertama tanah air yang tampil di F1. Namun Rio, yang menjadi pay driver, saat itu cuma tampil setengah musim setelah hanya mampu membayar tujuh juta euro, dari banderol 15 juta euro untuk membalap semusim. (raw/krs)