Jakarta -
F1 2017 menghadirkan dua rookie yang situasinya sedikit beda; yang satu benar-benar baru, yang lainnya sempat unjuk gigi di satu seri tahun lalu.
Lance Stroll dan Stoffel Vandoorne menjadi rookie yang akan menjalani musim perdananya sebagai pebalap utama di F1. Stroll membela Williams sementara Vandoorne berkiprah untuk tim McLaren.
Vandoorne sebenarnya sudah menjalani satu balapan di musim 2016 untuk menggantikan Fernando Alonso yang cedera. Tapi statusnya saat itu masih jadi pebalap cadangan -- dan tahun ini jadi musim debutnya secara penuh sebagai pebalap utama.
Lance Stroll bakal membela tim Williams Martini Racing dalam menjalani debutnya di F1. Mengemudikan FW40 yang bermesin Mercedes, ia bakal menjadi rekan satu tim pebalap veteran Felipe Massa.
Lahir di Montreal, Kanada, pada 29 Oktober 18 tahun lalu, Stroll mencuri perhatian penggemar F1 salah satunya karena reputasinya sebagai putra dari hartawan Kanada Lawrence Stroll.
Selain itu ada pula fakta bahwa baru kali ini lagi ada seorang pebalap asal Kanada tampil di F1, selepas era Jacques Villeneuve si juara dunia 1997. Kebetulan Villeneuve juga memulai karier F1 bersama Williams.
Dalam karier balapnya sejauh ini, Stroll di antaranya sudah memiliki sejumlah pencapaian seperti jadi kampiun di Italian F4 2014, Toyota Racing Series 2015, dan FIA European Formula 3 2016.
"Ia punya potensi. Hasil-hasil darinya bagus. Ia sangat kencang. Ia bekerja dengan baik bersama tim dalam pengaturan mobil dan ia punya pendidikan oke dan punya antusiasme besar," ujar Villeneuve kepada
Montreal Star."Jadi ia punya seluruh modal, tergantung dirinya meramu itu semua. Ia beruntung dengan sang ayah (yang kaya raya), itu membuka banyak kesempatan. Tapi kini ia sudah masuk F1 dan segalanya tergantung pada dirinya sendiri. Saya biasanya tak positif dengan remaja tampil di F1, tapi saya merasa amat positif dengan dirinya," lanjutnya.
Stoffel Vandoorne bakal membela tim McLaren Honda Formula 1 dalam menjalani musim debutnya di F1. Mengemudikan MCL32 yang bermesin Honda, ia bakal menjadi rekan satu tim pebalap veteran Fernando Alonso.
Lahir di Kortrijk, Belgia, 24 tahun lalu, Vandoorne sudah digadang-gadang sebagai pebalap potensial yang akan unjuk kemampuan di masa depan. Salah satu buktinya adalah ketika menggantikan Alonso di GP Bahrain 2016 lalu.
Saat itu Vandoorne berhasil menempati posisi 12 di kualifikasi, mengungguli Jenson Button yang ketika itu jadi rekan setim Alonso. Dalam balapan ia kemudian berhasil finis di posisi 10. Semenjak Sebastian Vettel pada GP AS 2007, baru kali itu lagi ada pebalap cadangan yang berhasil meraih poin dalam balapan pertamanya di F1.
Dalam usaha memenuhi ekspektasi terhadap dirinya, Vandoorne setidaknya juga memiliki modal gelar juara F4 Eurocup 1.6 2010, Eurocup Formula Renault 2.0 2012, dan GP2 2015.
"Selama bertahun-tahun saya banyak melihat pebalap muda dan saya tahu yang mana pebalap potensial saat melihatnya," kata Alonso pada September 2016, ketika Vandoorne dipromosikan untuk jadi rekan setimnya tahun ini.
"Saya senang bekerja sama dengannya ketika ia menggantikan saya di Bahrain dan saya menantikan untuk terus bekerja sama dengannya, dan membantunya untuk belajar dan berkembang," sebut Alonso ketika itu.
Halaman Selanjutnya
Halaman