Sejak dipromosikan di awal musim 2016, Verstappen memang sudah menyita perhatian publik F1 lewat gaya membalapnya. Di musim debutnya bersama Red Bull, Verstappen langsung juara di balapan pertamanya di Spanyol.
Di musim 2016, Verstappen finis posisi kelima dengan 204 poin dan membuat Daniil Kyvat harus rela turun ke Toro Rosso. Performa Verstappen bersama Red Bull musim lalu pun menuai pujian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wajar saja muncul kabar kalau Verstappen tak puas dengan kinerja tim Red Bull dan mulai memikirkan untuk mencari tim yang lebih kompetitif di musim 2018. Ferrari dan Mercedes pun disebut-sebut mulai mendekati pebalap asal Belanda tersebut.
Ferrari butuh pebalap kompetitif untuk menggantikan Kimi Raikkonen musim depan sebagai partner Sebastian Vettel, sementara Mercedes pernah jadi bagian masa lalu Verstappen saat masih membalap di Formula 3 Eropa.
Dengan performa kedua tim tersebut saat ini, masuk akal jika Verstappen tergoda untuk gabung ke sana. Tapi kubu Red Bull yakin betul hal itu tidak akan terjadi karena Verstappen didukung penuh oleh tim untuk mencapai kesuksesannya di sana.
"Saya rasa tidak. Saya rasa dia bisa melihat apa yang terjadi nantinya," ujar Prinsipal Tim Red Bull, Christian Horner, soal kemungkinan Verstappen gabung Ferrari atau Mercedes.
"Seperti kebanyakan pebalap muda, dia memang tidak sabaran tapi dia sangat tahu kalau dia didukung mobil yang bagus di sini," sambungnya seperti dikutip Autosport.
"Dan dari awal musim hingga saat ini, pastinya bakal ada peningkatan jika kami mampu mengatasi masalah yang terjadi di awal musim ini."
"Kami melihat perkembangannya sangat pesat.".
"Kontrak itu harus mewakili keinginan kedua belah pihak. Tidak perlu kami membicarakan kontrak Max saat ini, karena itu semua tergantung kami apakah bisa menyediakannya mobil yang kompetitif untuk meraih kemenangan."
"Dan saya yakin jika kami bisa melakukan itu, maka Max tidak pantas berada di tim lain selain di sini," pungkas Horner.
(mrp/mrp)











































