Serunya Balapan Hingga Seri Terakhir

Serunya Balapan Hingga Seri Terakhir

- Sport
Minggu, 07 Okt 2007 16:39 WIB
Jakarta - Penggila Formula 1 pernah ilfil alias ilang feeling ketika Michael Schumacher dan Ferrari terlalu dominan di awal tahun 2000-an. Kini balapan menjadi lebih ketat.Sejak dikalahkan Mika Hakkinen di tahun 1998, Schumi sempat tak punya lawan berarti. Di tahun 1999 ia mengalahkan rekan setimnya sendiri waktu itu, Eddie Irvine, lalu membalas kekalahannya dari Hakkinen.Nah, dari 2000-2003 juara dunia tujuh kali asal Jerman itu terlalu dominan. Ia bisa jauh-jauh hari mempertahankan titel juara sebelum kompetisi rampung. Baru di tahun 2003 ia harus berjuang sampai seri terakhir karena mendapat perlawanan cukup berarti dari Kimi Raikkonen.Namun Schumi pun terlanjur menang angka cukup banyak sebelum seri pamungkas itu digelar di Jepang. Alhasil, meskipun Raikkonen finis di tempat kedua dan Schumi di posisi kedelapan, namun ia tetap juara dengan selisih akhir dua angka.Di tahun berikutnya (2004) Schumi dan Ferrari dominan lagi, sampai-sampai banyak rumah judi menutup taruhannya ketika kompetisi baru berjalan setengah musim. Bayangkan, Schumi mampu memenangi 12 dari 13 seri pertama! Sungguh betapa membosankannya Formula 1 tahun itu.Baru di tahun 2005 balapan jet darat ini kembali kompetitif. Schumi masih hebat, tapi Raikkonen makin matang dan muncul jagoan baru, Fernando Alonso. Ketiganya terlibat persaingan cukup ketat, dengan Alonso tampil sebagai juara satu seri lebih cepat dari kalendar lengkap. Di akhir musim ia unggul 21 poin dari Raikkonen.Balapan musim lalu pun masih cukup ketat. Schumi yang akan pensiun memberi perlawanan terakhirnya terhadap Alonso. Sayang, di seri ke-17 di Jepang ia mengalami kegagalan mesin -- pertama kali dalam lima tahun. Peluangnya pun kandas dan Alonso mempertahankan mahkotanya, meskipun balapan tersisa satu seri.Musim ini balapan berlangsung lebih menarik. Terlepas dari kasus pencurian data tim Ferrari oleh McLaren, empat pembalap sempat bersaing ketat sebelum Felipe Massa terlempar sejak seri ke-13. Lewis Hamilton dan Alonso menjadi "musuh dalam selimut", sedangkan Raikkonen tetap sedingin es untuk mencuri setiap kesempatan yang ada.GP Jepang hari ini, Minggu (7/10/2007), sempat diprediksi akan menyudahi kompetisi. Jika Hamilton juara, maka rookie Inggris itu dipastikan menyabet gelar juara, kendati balapan tersisa satu seri lagi di Brasil.Namun Hamilton mengalami nasib sial. Ia stuck di gravel saat masuk pitlane dan gagal menyelesaikan lomba. Ditambah Raikkonen menang dan Alonso runner up, maka kompetisi belum berakhir.Ketiga pembalap masih memiliki peluang untuk merebut juara di seri penutup di Interlagos pada 21 Oktober. Kans terbesar tetap dimiliki Hamilton yang sudah mengantongi 107 pon, lalu Alonso (103), dan Raikkonen (100).Sejarah mencatat, inilah kali pertama sejak 1986 tiga pembalap akan bertarung memperebutkan titel juara di seri terakhir. Waktu itu Alain Prost secara dramatis menjadi kampiun di Adelaide (Australia) setelah Nigel Mansell pecah ban di lap 65 dan rekan setimnya, Nelson Piquet, sempat dipanggil masuk pitstop agar insiden serupa tidak terjadi. Prost pun mendapat keuntungan besar dan menjadi pemenang dan juara. Bagaimana akhir drama di seri pamungkas dua minggu lagi di Brasil? (a2s/a2s)

Hide Ads