Walaupun sedang menjadi rival utama, tapi bagaimana pun Jorge Lorenzo tetap berstatus rekan satu tim dengan Valentino Rossi. Kenapa dia blak-blakan mengecam Rossi terkait insiden dengan Marc Marquez?
Simak pernyataan Lorenzo berikut ini, seusai balapan MotoGP Malaysia hari Minggu (25/10/2015) kemarin, setelah dia finis sebagai runner-up di belakang Dani Pedrosa, sedangkan lomba dihebohkan dengan insiden Rossi-Marquez di lap ketujuh.
"Aku rasa itu bukan keputusan yang bagus. Dia menjatuhkan Marc, dan Marc tidak dapat poin, sedangkan dia tetap dapat 16 angka," ucapnya tentang hukuman yang dijatuhkan kepada Rossi, yaitu start dari posisi buncit di balapan selanjutnya di Valencia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia salah satu pebalap terbesar dalam sejarah, tapi aku rasa banyak orang akan berubah pendapatnya."
Lorenzo secara tidak langsung "terlibat" dalam konflik Rossi dengan Marquez. Sebab, awalnya Rossi curiga, Marquez sengaja membantu Lorenzo di Australia.
Di Sepang, Lorenzo berhasil menyalip Marquez di lap-lap awal. Marquez kemudian bertarung dengan Rossi, saling salip, saling menutup jalan, sampai kemudian terjadilah insiden di lap ketujuh, ketika Marquez terjatuh dan out.
Di dressing room usai lomba, Rossi dan Lorenzo tidak terlihat berkomunikasi. Menjelang naik podium, Rossi hanya bercakap-cakap dengan Pedrosa, padahal Lorenzo pun berada di sana.
Dalam perayaan juara, sempat terdengar sorakan "huuu" kepada Lorenzo. Usai pemberian trofi, Lorenzo langsung masuk ke dalam, sedangkan Pedrosa dan Rossi tetap melaksanakan ritual semprot sampanye.
Lorenzo dan Rossi memang dikenal tidak berteman walaupun sudah dua periode berada di tim yang sama. Hal itu bahkan diakui kedua pebalap, walaupun mereka merasa hubungan itu(sempat) membaik terutama di tahun ini, ketika keduanya tampil gemilang bersama Yamaha.
"Memang tak mudah di awalnya," ungkap Rossi di pertengahan musim ini. "Di tahun 2009 saya tidak suka Yamaha merekrut rekan setim yang muda dan kompetitif. Tapi sekarang semuanya berbeda. Kami lebih dewasa. Masing-masing dari kami tahu fungsi dan posisi. Semuanya sudah jelas. Bersama-sama kami bekerja dengan baik untuk pengembangan motor. Lalu, tentu saja, kami berdua memang kompetitif, dan kami ingin juara."
"Waktu aku bergabung dengan Yamaha, Valentino seperti raja, di garasi dan paddock," balas Lorenzo. "Dia berusaha mengamankan wilayah kekuasaannya. Tentu saja hal itu tidak membantu untuk menciptakan atmosfer yang bagus. Ketika dia kembali di tahun 2013, situasinya berbeda. Kami tidak bisa bilang kami berteman, tapi kami saling menghormati. Kami para juara. Kami ingin menang dan mengalahkan satu sama lain."
Ketua tim mekanik Lorenzo, Ramon Forcada, pernah memberi penilaian tentang hubungan pebalapnya dengan Rossi. "Bukan keluarga. Lebih ke hubungan profesional saja," katanya.
(a2s/krs)