Beberapa hari lalu Dorna Sports mengirim surat kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan menyebutkan bahwa Sirkuit Sentul dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk menjadi venue 2017 karena belum menyerahkan masterplan penyelenggaraan.
Meski begitu, mereka masih membuka kesempatan kepada Indonesia untuk menggelar MotoGP 2018 dan 2019, yang disebut-sebut akan diadakan di Sumatera Selatan β walaupun itu juga belum final, karena tetap memerlukan masterplan dan syarat-syarat lain termasuk potensi wisata dan infrastruktur penunjang lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebab, masterplan bukan cuma dokumen-dokumen, tapi juga pakai biaya untuk perubahan desain sirkuit oleh Hermann Tilke dan lain-lain, yang nilainya sampai 1 juta dolar. Makanya kami perlu jaminan dan pemerintah, jangan sampai kami sudah serahkan masterplan dan setor uang kepada Dorna, tahu-tahu batal," ujar General Manager Sirkuit Internasional Sentul Lola Moenik.
[Baca juga: Sentul Kecewa, Pemerintah Dinilai Lamban dan Ambigu]
[Baca juga: Ini Penjelasan Kemenpora soal Surat Dorna, Sentul, sampai Palembang]
Anggota Komisi X DPR RI Jefri R Riwu Kore menyayangkan hal tersebut bisa terjadi. Sebab, Dorna sudah "berbaik hati" memberi jatah tiga musim, tapi Indonesia terkesan membuang satu di antaranya.
"Sebab ini adalah kesempatan emas untuk mengangkat harkat martabat bangsa Indonesia di mata dunia, sekaligus meningkatkan devisi negara dari sentor sport-tourism," ujar Jefri, Kamis (14/7).
"Tapi kemudian publik dibuat bingung dengan statement bias Kemenpora, yang dengan 'gagah' sempat menyatakan akan membangun sirkuit baru di Palembang pada 2016, dan tidak perlu fasilitas swasta, alias Sirkuit Sentul, yang sebenarnya sudah ada."
Kemenpora mengatakan, pihaknya memang menerima proposal pembangunan sirkuit di kawasan Jakabaring Sport City, Sumatera Selatan, seluas 120 hektar, namun surat yang dikirimkan pada 10 Maret 2016 belum disposisi oleh presiden. Terlontar pula pernyataan bahwa pemerintah berharap Indonesia bisa menggelar MotoGP di dua tempat pada musim yang sama (Sentul dan Sumsel), walaupun hal itu selama ini tak pernah disinggung-singgung baik oleh Dorna maupun Kemenpora.
Meski demikian, kemenpora juga tetap membuka pintu kepada Sentul untuk meneruskan rencana-rencana mereka dan melakukan komunikasi langsung dengan pihak Dorna.
(a2s/krs)











































