Pebalap Italia itu bergabung Suzuki di awal 2017 setelah menghabiskan empat tahun dengan Ducati. Di bawah pabrikan Italia itu, Iannone mencapai hasil tertingginya di balap motor kelas primer usai finis kelima di 2015, dan meraih kemenangan pertamanya di Australia dua tahun silam.
Namun, alih-alih tetap berada di jalur yang bagus Iannone justru terpuruk di musim lalu. Iannone lima kali gagal membawa pulang angka, termasuk empat kali finis di luar zona angka. Bahkan di Republik Ceko, Iannone sempat finis kedua dari belakang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Situasi itu benar-benar membuatku terpukul... Bahkan pernah selama beberapa hari aku tidak mampu bicara, aku hanya memikirkan tentang hasil ini, semuanya hitam."
Walau demikian, Iannone tidak berniat menyerah. Pebalap berjuluk Maniac itu bertekad mengubah nasibnya.
"Sekarang aku berusia 28 tahun, aku bisa bangun di pagi hari dan melakukan apapun yang kumau, apakah memberli sebuah mobil, motor, atau menghilang tanpa mengucap apapun kepada siapapun. Jadi apa alasan yang kupunya untuk merasa tidak bahagia, atau apa? Apa hakku mengeluh?" sambung Iannone.
"Aku terus mengatakan kepada diri sendiri bahwa aku harus berlanjut dan memberikan segalanya, di samping seluruh kesulitannya. Aku ingin menang. Aku sudah belajar lebih sabar, lebih realistis, tapi targetnya tetap sama. Aku ingin menang, dan hanya itu yang berarti." (rin/krs)











































