Soal Penyelenggaraan MotoGP 2020, Ducati Punya Ide Begini

Soal Penyelenggaraan MotoGP 2020, Ducati Punya Ide Begini

Bayu Baskoro - Sport
Selasa, 07 Apr 2020 09:42 WIB
BURI RAM, THAILAND - FEBRUARY 18:  Paolo Ciabatti of Italy and Ducati Team  looks on in box during the MotoGP Tests In Thailand on February 18, 2018 in Buri Ram, Thailand.  (Photo by Mirco Lazzari gp/Getty Images)
Bos Ducati, Paolo Cabiatti, mengusulkan ide soal balapan MotoGP 2020 (Foto: Getty Images/Mirco Lazzari gp)
Jakarta -

Bos Ducati, Paolo Ciabatti, mengeluarkan ide penyelenggaraan MotoGP 2020 di tengah COVID-19. Menurutnya, balapan musim ini cukup digelar di lima negara saja.

Jadwal MotoGP musim ini terganggu lantaran wabah virus corona yang melanda hampir seluruh negara di dunia. Perlombaan yang semestinya dimulai sejak 8 Maret 2020 diundur menjadi 31 Mei di Italia.

Ancaman virus corona yang belum juga tertanggulangi itu turut mengancam penyelenggaraan balapan di berbagai negara. CEO Dorna, Cermelo Ezpelata, baru-baru ini mengungkapkan bila pihaknya akan 'senang' andai MotoGP 2020 bisa diselesaikan dalam 10 race saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan dari Ezpelata tersebut mendapat tanggapan dari Ciabatti. Bos Ducati itu tak mempermasalahkan jumlah balapan yang bisa digelar, namun mempertanyakan kondisi tiap-tiap negara penyelenggara.

Menurutnya, akan sangat sulit untuk menggelar balapan di 10 negara berbeda selama virus corona masih mengancam. Oleh karena itu, ia mengusulkan agar MotoGP cukup melombakan dua kali race di lima sirkuit berbeda.

ADVERTISEMENT

"Kami percaya jika tidak akan mudah menemukan 10 negara di mana balapan diizinkan berlangsung dalam kondisi seperti saat ini. Solusi yang memungkinkan adalah mencoba mencari lima tempat, contohnya, dan menggelar dua grand prix di sana dalam 10 hari," kata Ciabatti, dilansir dari Autosport.

"Misalnya, jika tiba waktunya saat kami bisa balapan di Sepang, mungkin kami bisa berada di sana selama 10 hari dan menggelar balapan dua minggu berturut-turut," dia menambahkan.

"Dengan skenario saat ini, hal terbaik ialah menganalisis situasi dari perspektif yang realistis untuk bisa mengatasi keadaan darurat seperti sekarang. Semoga hari-hari baik akan datang," demikian kata Ciabatti.




(bay/yna)

Hide Ads