Mengenai transportasi akses masuk dan keluar sirkuit dari sentral parkir menjadi pekerjaan rumah besar agar MotoGP Mandalika bisa bebas kendala. Jumlah shuttle juga menjadi sorotan karena penonton sampai berebut masuk bus.
Juga viral di media sosial, penonton MotoGP harus berjalan jauh agar sampai ke shuttle bus terdekat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akses keluar sirkuit yang masih menjadi pekerjaan rumah besar. Rekan saja terjebak macet 5 jam dari sirkuit ke parkir sentral timur. Semua kendaraan keluar bersamaan pada jam 5 sore, dengan akses jalan yang masih kecil terjadi simpul kemacetan," kata Haryono.
"Saran saya, besok shuttle bus ditambah, mobil pribadi dibatasi, jadi semua kegiatan selama MotoGP hanya menggunakan kendaraan yang disediakan oleh panitia. Akses keluar di sekitar sirkuit ini yang harus segera ditingkatkan," kata dia menambahkan.
Berbeda dengan Haryono, Toto menyarankan ada shuttle kecil untuk penginapan-penginapan yang tak jauh dari pintu masuk sirkuit. Jadi, para pemegang tiket tak perlu jauh-jauh ke parkir sentral tempat pool shuttle bus utama.
"Shuttle bus hari Sabtu lancar. Agak susah untuk yang menginap di sekitar sirkuit. (Harusnya) ada sub shuttle bus kecil-kecil, jangan yang gede-gede saja," kata Toto.
"Homestay yang di sekitar sirkuit juga harus dipromosikan. Dengan begitu, bisa sedikit mengurai kemacetan. Ada cerita penonton yang berjalan kaki sampai pagi, karena harus berjalan pulang dari sirkuit," kata dia menambahkan.
Untuk penyelenggaraan balapan, Toto dan Haryono kompak memberikan nilai bagus. Keduanya memberi alasannya masing-masing.
"Penyelenggaraan balapan sudah bagus. Sementara di luar balapan masih kurang dilihat dari sistem manajemen kerumunan, entertainment masih kurang. Kalau lingkungannya sekitar sirkuit nilainya 4, kalau racenya 8," kata Toto.
"Kalau balapannya sendiri sudah bagus. Saya beri nilai 8 dari 10. Meski terganggu hujan, tapi dengan dilanjutkannya race menjadi bukti kalau sudah ada peningkatan di sisi sirkuit sejak tes pramusim," kata Haryono.
"MotoGP Mandalika ini menawarkan paket lengkap. Balapan dan liburan. Saya pernah menonton MotoGP di Motegi dan Sepang. Yang lainnya tak ada seperti di Mandalika. Untuk penyelenggaraan MotoGP Jepang dan MotoGP Malaysia memang lebih baik karena sudah lebih dulu menjadi tuan rumah, tidak bisa dibandingkan untuk sekarang," kata dia menambahkan.
(cas/krs)