Dalam usia 38 tahun, Date Krumm masih memperlihatkan sedikit kebolehannya di atas lapangan plexicushion Melbourne Arena, Senin (19/1/2009). Ia memberikan perlawanan ketat sebelum akhirnya ditundukkan Kaia Kanepi, 4-6, 6-4, 6-8.
Kembali ke arena Grand Slam setelah terakhir kali melakukannya di Amerika Terbuka 1996, Date Krumm mengaku sangat menikmati permainannya. Kali ini, petenis Jepang itu ditemani oleh suaminya yang pembalap berkebangsaan Jerman, Michael Krumm.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu saja saya tak suka kalah. Tetapi tekanannya terlalu besar. Saya tidak terlalu senang bepergian. Saya selalu merasa sendirian," katanya.
Di Australia Terbuka, Date Krumm pernah mencapai babak semifinal pada tahun 1994. Tahun ini, ia harus melalui tiga babak di kualifikasi sebelum masuk babak utama; di mana dia adalah petenis tertua di daftar pemain.
"Itu pertandingan yang sangat ketat. Saya tidak berpikir apakah saya akan menang atau tidak. Tanpa beban. Saya hanya berkonsentrasi. Tubuh saya bergerak bagus dan saya menikmati permainan," tukas Date Krumm mengembangkan senyum yang memang jadi ciri khasnya.
Meski kalah, Date Krumm tidak akan berhenti mencoba menembus Grand Slam. Dengan ranking 184 dunia --bandingkan dengan rangking empat yang jadi peringkat tertingginya pada 1995--, Date Krumm memang harus merayap lewat kualifikasi di turnamen-turnamen akbar.
"Saya datang ke sini dan saya lolos. Jadi tentu saja saya akan bermain di Roland Garros. Saya berharap bisa mencoba bermain di Roland Garros, Wimbledon dan AS Terbuka melalui kualifikasi karena saya nothing to lose," ujarnya.
"Saya sekarang hanya menikmati bermain tenis, menikmati perjalanan. Saat saya masih muda sebelumnya, saya tidak bisa menikmati tur," pungkas Date Krumm.
(arp/a2s)