Keputusan tersebut diambil melalui voting yang dilakukan oleh sebuah komite di kota Malmo, kota yang akan jadi tuan rumah laga Grup Dunia antara Swedia kontra Israel, 6-8 Maret mendatang.
"Ini merupakan laga yang penuh risiko. Dengan mempertimbangkan alasan keamanan, kami memutuskan laga dilangsungkan tanpa penonton," demikian keterangan dari anggota komite Bengt Forsberg seperti diwartakan Reuters.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami percaya bahwa keadaan ini tidak mempengaruhi kepentingan Piala Davis dalam jangka panjang. Bagaimanapun, dalam hal ini kami menyerahkan keputusan kepada otoritas lokal," demikian keterangan ITF.
"ITF juga berterimakasih kepada Asosiasi Tenis Swedia yang telah melakukan semua hal yang mungkin untuk memastikan pertandingan tetap berlangsung dalam tradisi baik yang sudah dimiliki Piala Davis," lanjut pernyataan tersebut.
Persoalan keamanan memang menjadi perhatian utama bila menyangkut atlet-atlet Israel, apalagi menyusul kasus dilarangnya petenis putri Israel Shahar Peer bertanding di Dubai Tennis Championship.
Ketegangan yang terjadi di dunia olahraga merupakan konsekuensi logis dari perang yang dilancarkan Israel terhadap Wilayah Gaza di Palestina. Serangan Israel selama nyaris tiga pekan telah menelan ribuan korban tak berdosa.
Kapten tim Swedia Mats Wilander mengaku kecewa dengan keputusan ini bila melihatnya dengan kacamata olahraga. Tetapi Wilander secara tersirat cukup memahami hal tersebut demi alasa keamanan.
"Ada banyak ahli dalam masalah ini dan saya hanya bisa menilai bahwa mereka sudah tahu apa yang mereka lakukan," kata Wilander. "Seperti yang selalu dikatakan, olahraga terpisah dari politik. Kami hanya bisa bermain sebaik-baiknya meski akan berat tanpa pendukung."
(arp/roz)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 