Christian Hadinata:
Atlet INA Dalam Kondisi Baik
Jumat, 06 Agu 2004 00:50 WIB
Jakarta - Mantan Direktur Pelantas Christian Hadinata menyatakan bahwa pebulutangkis andalan Indonesia di Olimpiade dalam kondisi baik. Namun Christian belum berani membaca peluang Indonesia. Christian yang baru ditunjuk sebagai pelatih ganda putra oleh Ketua Umum baru PB PBSI, Sutiyoso, mengatakan para atlet dalam kondisi baik dan tidak ada yang cedera atau sakit. Ia juga meminta kondisi ini untuk tetap dipertahankan. “Belakangan ini adalah hari hari yang sangat kritis. Jangan sampai ada atlet yang sakit atau cedera karena recovery cukup berat, apalagi kita akan melakukan perjalanan jauh,” ungkap Christian di sela–sela kunjungan wartawan di Cipayung, Kamis (5/8/2004).“Saya sebelumnya telah mewanti-wanti kepada para pelatih dan juga para atlet untuk menjaga kemungkinan itu. Kualitas teknik juga akan semakin dimatangkan, jangan sampai menurun tapi juga jangan sampai overload,” kata Christian.Namun, Christian belum berani mengatakan peluang Indonesia di Olimpiade nanti. Ia menegaskan bahwa peluang-peluang atlet bulutangkis Indonesia baru dapat dilihat setelah drawing yang akan dilakukan 8 Agustus nanti. “Kalau untuk peluang bagi atlet bulu tangkis baru dapat dilihat saat drawing pada tanggal 8 Agustus. Soni (Dwi Kuncoro) masuk seed delapan, sedangkan Taufik (Hidayat) tidak masuk unggulan,” paparnya.Meski demikian, Christian melihat tidak diunggulkannya Taufik malah akan menjadi keuntungan bagi atlet asal Bandung. Namun, bagi Christian rangking tidak terlalu menentukan karena kualitas atlet saat ini sangat berimbang. “Taufik bisa mendapatkan lawan yang ringan. Namun rangking tidak terlalu menetukan karena kualitas setiap pemain berimbang. Perkembangna bulutangkis saat ini lebih jelas dibandingkan Sydney lalu,” ujarnya. Christian menegaskan bahwa target atlet bulutangkis di Athena adalah "Mencari, Mengembalikan dan Mempertahankan". Sedangkan target "mencari" lebih ditunjukan kepada para atlet ganda putri yang tidak pernah mendapatkan medali. “Mencari adalah membuat sejarah baru khususnya di ganda putri karena tiga jkali Olimpiade tidak pernah mendapatkan medali, paling tinggi pretasinya adalah masuk delapan besar,” kata pria kelahiran Purwokerto ini. “Mengembalikan pada emas tunggal putra setelah Alan (Budikusuma) meraih emas di Barcelona 1992, paling tinggi hanya Hendrawan yang meraih perak di Olimpiade lalu. Mempertahankan emas ganda putra setelah meraih emas di Sydney,” harapnya. (key/)