Ketika Taufik & Tontowi Jadi Gatotkaca & Arjuna

Djarum Indonesia Open Super Series

Ketika Taufik & Tontowi Jadi Gatotkaca & Arjuna

- Sport
Selasa, 12 Jun 2012 22:21 WIB
detikSport/M. Resha Pratama
Jakarta - Mungkin Anda biasa melihat para pebulutangkis berpeluh keringat di lapangan sambil memakai kostum bertanding. Tapi menyambut Djarum Indonesia Open Super Series (DIOSS) 2012, mereka semua pun berubah jadi tokoh-tokoh dunia pewayangan.

Ada 12 pebulutangkis hadir di Djarum Indonesia Open Super Series 2012 yang didandani ala tokoh dunia pewayangan dalam acara Gala Dinner itu. Acara yang dilaksanakan menyambut dibukanya turnamen tahunan tersebut dihelat di Grand Ballroom Hotel Sultan, Selasa (12/6) malam WIB.

Dari jajaran pebulutangkis putra, Tontowi Ahmad tampak mengenakan kostum Arjuna, sedangkan Taufik Hidayat menjadi Gatotkaca. Selain mereka ada pebulutangkis lain yakni Lee Yong Dae (Korea Selatan), Yohan Tan (Belgia), Jan O Jorgensen (Denmark), Chris Adcock (Inggris), yang didandani ala tokoh wayang Indonesia yakni Yudistira, Bima, Nakula, dan Sadewa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sangat tidak nyaman dengan kostum ini. Tapi saya tetap merasa asyik dengan pengalaman pertama saya memakai kostum wayang ini. Celananya sangat ketat dan ini membuat saya susah duduk," ungkap Jorgensen.

"Saya senang sekali. Asyik kok memakai ini," timpal Yohan, pebulutangkis Belgia yang keturunan Indonesia itu.

Sementara itu Greysia Polii terlihat mengenakan kostum Dewi Sembadra, salah satu tokoh perempuan di dalam pewayangan Indonesia. Selain Greysia, ada pula Gloria Emmanuel Widjaja, Kim Ha Na (Korea Selatan), Ashwini Ponappa (India), Petra Nedelcheva (Bulgaria), dan Lianne Tan (Belgia), yang didandani seperti Srikandi, Kunti, Larasati, Pergiwa, dan Pergiwati.

"Saya merasa sangat cantik dengan kostum ini," ujar Lianne yang juga adik dari Yohan.

Selain penampilan para pebulutangkis itu dengan kostum perwayangan, Gala Dinner itu juga diramaikan dengan acara pembuatan suling. Selain melihat bagaimana proses pembuatan salah satu alat musim tradisional Indonesia itu, para atlet pun diajarkan untuk memainkan suling.

Traditional Experience seperti ini tetap dipertahankan oleh Djarum sebagai penyelenggara turnamen ini. Tahun lalu para atlet diberikan pelajaran dan kesempatan untuk membuat shuttlecock, ketupat, mengukir dan diperkenalkan pada angklung.

Acara Gala Dinner sendiri berlangsung dengan meriah di mana para pebulutangkis cukup terhibur dengan keramahan dan sambutan dari panitia. Turnamen seperti ini tak melulu soal persaingan jadi yang terbaik di atas lapangan, tapi sisi entertainment di luar lapangan pun penting untuk membuat atlet lebih rileks sebelum bertanding.




(mrp/krs)

Hide Ads