Badan Antidoping Dunia (WADA) menemukan kandungan meldonium setelah menganalisis sampel yang diserahkan Sharapova pada 26 Januari lalu, tanggal di mana Sharapova kalah dari Serena Williams di perempatfinal Australia Terbuka.
Sampai dengan akhir 2015, meldonium sebenarnya bukanlah zat terlarang. Sharapova sendiri telah mengonsumsi zat tersebut sejak 2006 untuk mengatasi masalah kesehatan -- mulai flu yang cukup sering, hasil EKG yang tidak normal, dan indikasi diabetes -- yang dia miliki. Sayangnya, petenis Rusia itu tak menyadari bahwa WADA telah memasukkan meldonium ke dalam daftar zat terlarang mulai 1 Januari 2016.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meldonium digunakan untuk mengatasi masalah jantung seperti angina (nyeri pada dada akibat otot-otot jantung kekurangan pasokan darah) dan serangan jantung. Zat ini juga digunakan untuk mengatasi gangguan sirkulasi di bagian otak.
Namun, hasil pemantauan WADA menunjukkan bahwa meldonium juga bisa disalahgunakan oleh atlet untuk meningkatkan performa, khususnya dalam olahraga yang mengandalkan daya tahan. Kemampuan meldonium untuk meningkatkan pasokan darah membuat atlet punya daya tahan yang lebih baik serta mempercepat pemulihan. Hal inilah yang membuat WADA memindahkan meldonium dari daftar zat yang dipantau ke dalam daftar terlarang.
Sharapova bukan atlet pertama yang gagal melewati tes doping gara-gara mengonsumsi meldonium, tapi dia adalah yang paling terkenal. Sebelumnya, meldonium sudah menyandung pelari Swedia Abebe Aregawi, pelari Ethiopia Endeshaw Negesse, dan pebalap sepeda Rusia Eduard Vorganov.
(mfi/din)