Pengadilan banding olahraga, CAS, pada Selasa (4/10/2016) kemarin memutuskan memangkas periode hukuman pada Sharapova. Dari sebelumnya dijatuhi hukuman dua tahun, petenis asal Rusia itu disanksi 15 bulan akibat gagal tes doping dan ditemukan senyawa meldonium dalam tubuhnya.
Keputusan CAS itu membuat Sharapova akan bisa kembali mengayun raket pada 26 April 2017. Jarak waktu yang cukup jauh dengan Prancis Terbuka yang digelar pekan ketiga Mei atau Wimbledon yang akan dilangsungkan pada 27 Juni. Namun tidak berarti Sharapova akan bisa berpartsipasi di dua ajang tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
[Baca Juga: Hukumannya Dikurangi, Sharapova Bisa Main Lagi April 2017]
Saat nanti akhirnya comeback, Sharapova tidak akan memiliki ranking poin (dengan total 52 pekan absen bermain). Itu artinya dia juga tidak akan memiliki ranking saat entry list Prancis Terbuka ditentukan pada awal April 2017. Dengan periode yang sangat singkat, Sharapova juga tidak akan punya waktu yang cukup untuk mengumpulkan poin sehingga dia bisa menembus masuk entry list Wimbledon, yang ditutup pada awal Mei.
Meski begitu, peluang Sharapova tampil di dua seri Grand Slam itu masih terbuka. Satu-satunya jalan masuk untuknya adalah melalui jatah wild card. Demikian dikutip dari NewYorkTimes.
Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah apakah Wimbledon dan Prancis Terbuka mau memberikan jatah wild card pada petenis yang sudah terbukti menggunakan obat terlarang. Di satu hal, kedua penyelenggara turnamen tenis itu bisa saja mempertimbangkan hal-hal terkait moralitas.
Namun hal lain yang juga akan jadi pertimbangan adalah fakta bahwa Sharapova masih punya nama besar. Kehadirannya di Wimbledon dan Roland Garros akan jadi daya tarik besar buat penonton dan sponsor.
Sharapova dua kali jadi juara di Prancis Terbuka yakni pada 2012 dan 2014. Sementara di Wimbledon dia sekali bertakhta pada tahun 2004 - yang sekaligus menjadi titel Grand Slam Pertamanya. (din/fem)











































