Eng Hian Tuntut Della/Rosyita cs Samai Level Greysia/Nitya

Eng Hian Tuntut Della/Rosyita cs Samai Level Greysia/Nitya

Mercy Raya - Sport
Kamis, 05 Jan 2017 14:30 WIB
Foto: PP PBSI
Jakarta - Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari menjadisatu-satunya tumpuan pada setiap kompetisi pada tahun-tahun sebelumnya. Eng Hian menuntut Della Destiara/Rosyita Eka Putri Sari dkk, naik level.

Eng Hian atau akrab disapa Didi melanjutkan kerjanya di PBSI untuk membesut ganda putri. Ada 22 pemain yang akan ditanganinya mulai tahun ini. Jumlah itu diisi oleh enam pasang pemain pelatnas utama dan lima pasang pada level pratama.

Selama ini, ganda putri hanya punya satu pasangan top, yakni Greysia/Nitya. Situasi itu tak ada lagi dalam kamusnya mulai tahun ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pemain lapis utama dituntut punya level setara Greysia/Nitya. Di sana diisi oleh Della/Rosyita, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani, dan Rizki Amelia Pradipta/Tiara Rosalia Nuraidah. Jika tidak, ada kemungkinan para pemain dipulangkan ke klub.

"Target utamanya, tiga ganda putri di bawah Greysia/Nitya harus punya level yang setara. Selama ini mereka disebut sebagai pelapis, istilah itu tak ada lagi nantinya. Mereka harus bisa bisa lolos ssuai target dalam sekian persen pada kompetisi yang diikuti. Saya pribadi akan meningkatkan atmosfer kompetisi mereka agar aroma juara terasa baut para pemain ini," kata Eng Hian.

"Saya akan buat reward and punishment. Itu memang harus saya lebih tekankan lagi dan sejauh ini memang sudah disetujui oleh Kabid Binpres. Tapi ini tujuannya bukan semata-mata saya akan meregenerasi, juga tidak memberi peluang kepada mereka tetapi menjadi asa positif untuk di ganda putri ini sehingga keinginan mereka untuk menjadi elite dunia semakin tinggi.

"Saya akan terapkan KPI (Keys Perfomance Index, setidaknya 80 persennya harus dicapai. Akan ada evaluasi enam bulan dan 12 bulan. Yang enam bulan jika tidak masuk 60 persen dari KPI, ya out. Sementara untuk 12 bulan, jika tidak masuk 80 persennya, ya out," tegas dia.

Nantinya, jika ada yang keluar atlet dari Pratama akan masuk untuk menggantikannya.

Sistem itu diterapkan untuk mendongkrak kompetisi internal para pemain ganda putri. Atlet kerap merasakan minder pada saat bertanding di luar, sedangkan kompetisi di latihan justru lebih kuat.

"Secara kualitas mereka sangat punya untuk jadi juara tetapi untuk kompetisi mereka itu hanya ditunjukkan di dalam, kembali lagi kalau kalah, 'Ya Tuhan hanya memberi rejeki sampai sejauh ini'. Kita memang berserah tetapi saya tidak mau pasrah,"

"Itulah kenapa saya berencana buat program seperti ini, ada evaluasi enam bulan dan 12 bulan. Dengan psikolog, saya sudah minta ke Binpres untuk melengkapi hal itu. Ya, kami harapkan psikolog bisa ada," tukasnya.

(mcy/fem)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads