Musica tampil sebagai juara usai menang 3-2 atas Djarum Kudus di DBL Arena, Minggu (26/2/2017) siang WIB. Satu poin yang disumbangkan Chou Tien Chen dari laga melawan Son Wan Ho menjadi krusial, karena Musica mengakui kubu lawan lebih baik di dua nomor pertama.
Kemenangan Chou Tien Chen sendiri dipetik tanpa harus banyak bersusah payah, karena Son Wan Ho mundur akibat cedera saat laga gim pertama masih di kedudukan 14-13. Meski kemudian kalah di dua partai berikutnya, Musica bisa percaya diri karena sejak awal memang menargetkan memaksa pertandingan berjalan ke partai empat dan lima.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya rasa, kita dapat hokinya. Karena partai pertama tadi Son Wan Ho mendadak cedera, yang membuat kita mendapatkan satu poin yang paling penting," kata manajer Musica Champions Effendy Widjaja.
"Karena kalau dilihat dari kekuatannya, partai satu-dua itu keunggulan ada di Djarum dan di empat-lima keunggulan di kita, sementara yang tengah itu 50-50. Jadi waktu dapat poin di partai pertama, itu bikin lebih optimistis untuk menang, karena di partai keempat dan kelima kita ada keunggulan."
"Tetapi karena yang partai pertama menang, justru yang ketiga kalah, jadi partai pertama itu yang membuat turning point. Karena kita harus dapat satu dulu, supaya partai keempat dan kelima, dengan kekuatan kita yang lebih baik, bisa menang," imbuhnya.
Ini adalah gelar keempat secara beruntun yang diraih Musica di Djarum Superliga Badminton. Adakah kenaikan bonus dengan raihan ini?
"Oh iya dong. Kan hadiahnya 60 ribu dollar, dollarnya dulu Rp 9.000 sekarang Rp 13.000. Hahaha. Sudah pasti naik dong. Bonus tambahan sudah kemarin, sebelum bertanding saja sudah disiapkan. He he he," ujarnya.
"Bonusnya seperti tahun-tahun lalu, semua untuk pemain. Dan itu akan dibagikan sesuai dengan berapa kali dia bermain, berapa kali menang, dan nanti ada hitungannya sesuai kita sebelum-sebelumnya," tandas Effendy.
(raw/fem)