Pemindahan venue itu dilakukan karena Istora Senayan, Jakarta, masih dalam masa renovasi untuk persiapan Asian Games 2018. Jakarta Convention Centre (JCC) Senayan lantas dipilih sebagai penggantinya.
Dalam persiapannya, panpel sendiri sempat melakukan survei ke sejumlah tempat untuk memilih venue Indonesia Open. Selain JCC, ada Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai, JI Expo Kemayoran, serta DBL Arena Surabaya yang menjadi opsi perhelatan. Dari hasil survei masing-masing punya plus minus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BWF sendiri telah melakukan inspeksi ke JCC pada tahun lalu. Hasilnya angin dan lampu menjadi catatan. "JCC bukan lah sport venue sehingga ada catatan yang diberikan BWF untuk lokasi itu. Terutama soal angin, kemudian masalah lampu (cahaya)," kata Yoppy.
"Tapi masalah angin sudah bisa kami antisipasi, seperti misalnya ditutupi dengan kain, diarahkan tidak ke lapangan, lalu speed yang diperkecil. Banyak lah caranya," lanjut dia.
Untuk cahaya lampu, Yoppy mengatakan, di luar lampu yang tersedia di JCC, panpel akan menambah lampu sendiri. Paling minimal pencahayaannya mencapai 1.200 lumens. "Tidak hanya di JCC, saat di Istora pun kami pakai lampu sendiri. jadi cahaya diukur dengan lapangan itu minimal 1.200 lumens. Jadi sudah diantisipasi semua," ujarnya.
(mcy/cas)