Eks Gelandang Chelsea dan Real Madrid Ini Tuntut FIFA Rp 1,2 Triliun!

Eks Gelandang Chelsea dan Real Madrid Ini Tuntut FIFA Rp 1,2 Triliun!

Yanu Arifin - Sepakbola
Selasa, 19 Agu 2025 07:40 WIB
MADRID, SPAIN - JANUARY 04:  Lassana Diarra of Real Madrid in action during the La Liga match between Real Madrid and Villarreal at the Santiago Bernabeu stadium on January 4, 2009 in Madrid, Spain.  (Photo by Denis Doyle/Getty Images)
Foto: Denis Doyle/Getty Images
Paris -

Lassana Diarra, eks gelandang Chelsea dan Real Madrid, mengajukan tuntutan ke FIFA. Ia meminta ganti rugi sebesar Rp 1,2 triliun!

Melansir Washington Post, Diarra, lewat pengacaranya, masih memperjuangkan haknya dari kasus transfer yang terjadi lebih dari 10 tahun lalu. Kini ia menuntut kompensasi dari FIFA dan Federasi Sepakbola Belgia.

Diarra, yang membela sejumlah klub raksasa seperti Chelsea, Arsenal, Real Madrid, dan terakhir Paris Saint-Germain, menuntut kompensasi senilai 65 juta Euro atau setara Rp 1,2 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lassana Diarra menuntut €65 juta bruto (€35 juta bersih) sebagai kompensasi dari FIFA dan Asosiasi Sepakbola Belgia," kata firma hukumnya, Dupont Hissel, dalam sebuah pernyataan.

Kasus Lassana Diarra, vs FIFA terjadi sejak 2014. Itu berawal ketika Diarra berselisih dengan klubnya saat itu, Lokomotiv Moskow.

ADVERTISEMENT

Diarra pernah diputus kontraknya karena menolak pengurangan gaji. Klub Rusia itu juga membuat FIFA melarang Diarra bermain untuk klub lain, selama perselisihannya belum rampung.

Diarra juga dituntut bayar 10 juta Euro ke Lokomotiv Moskow, juga 110 ribu Euro untuk Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Pemain Prancis itu juga dibekukan selama 15 bulan dan gajinya ditangguhkan.

Hukuman bertubi-tubi membuat Diarra kesulitan dapat klub. Charleroi, klub Belgia, akhirnya batal merekrutnya karena aturan FIFA, yang mengharuskannya membayar kompensasi lebih dulu ke Lokomotiv Moskow.

Gerah terus dirugikan, Diarra akhirnya melawan dan mengajukan tuntutan balik. Ia menyasar FIFA sebagai induk organisasi sepakbola dunia, juga Federasi Sepakbola Belgia.

Diarra memakai dasar dari Undang-undang Ketenagakerjaan Uni Eropa, yang memungkinkan seseorang di negara anggota mendapat pekerjaan tanpa batasan. Pada Oktober 2024, Pengadilan Eropa (CJEU) memenangkannya, menyebut aturan FIFA melanggar hukum Uni Eropa karena merugikan banyak aspek, dari sisi finansial hingga olahraga.

"Saya melakukan ini untuk diri saya sendiri dan jika saya mampu bertahan melawan FIFA, itu karena saya memiliki karier yang baik," kata Diarra, yang juga mantan pemain Timnas Prancis.

"Tapi saya juga melakukannya untuk semua pemain yang sudah datang dan lebih dulu, yang tidak memiliki sarana keuangan dan psikologis, untuk menantang FIFA di hadapan hakim sesungguhnya," tegasnya.

FIFA sempat mengubah aturan transfer pada Desember, namun dijawab dengan tuntutan yang lebih masif. Serikat pemain Justice for Player mengajukan gugatan class action mewakili 100 ribu pesepakbola, yang merasa dirugikan karena aturan transfer FIFA sejak 2002.

Dalam sebuah pernyataan, FIFA mengatakan, "Sejak Pengadilan Eropa mengeluarkan putusannya dalam kasus Diarra pada Oktober 2024, FIFA telah bekerja dengan para pemangku kepentingannya untuk mengubah peraturannya mengikuti panduan yang ditawarkan oleh Pengadilan Eropa. FIFA tidak mengomentari masalah hukum yang sedang berlangsung," demikian pernyataan FIFA soal tuntutan Diarra.




(yna/bay)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads