Hasil mengecewakan didapatkan Indonesia di Gold Coast. Tergabung di Grup 1D bersama Denmark dan India, 'Merah Putih' finis terbawah sehingga gagal maju ke perempatfinal.
Di laga penyisihan pertama, Indonesia secara mengejutkan takluk 1-4 dari India. Alhasil, Indonesia menghadapi pekerjaan superberat ketika menghadapi Denmark karena harus bisa menang dengan skor telak pula.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia kesulitan untuk mencari penerus atlet-atlet topnya. Sebagai contoh, belum ada pebulutangkis yang menonjol di sektor tunggal baik putra maupun putri. Padahal, untuk memenangi Piala Sudirman dibutuhkan kekuatan merata di semua nomor.
"Harus kita akui memang regenerasi kita kurang cepat, saya melihat ini jadi hal yang utama, ini pun yang menjadi fokus utama di kepengurusan Pak Wiranto [ketua umum PBSI] ini. Bagiamana mempercepat regenerasi," ucap Susy, manajer tim Piala Sudirman Indonesia.
"Kita tidak bisa mengandalkan pemain-pemain senior. Kita bisa melihat, bagaimana Denmark diatas kertas mereka unggulan dua, tetapi sebetulnya kita bisa menang dari mereka yang bermaterikan pemain muda," sambung dia di Badmintonindonesia.org.
"Ke depannya inilah yang harus kita lakukan, bagaimana kita mematangkan mereka, mempercepat regenarasi. Kalau dibilang bibit kita kurang, tentu tidak. Kita memang harus kerja keras," imbuh Susy.
(rin/cas)











































